Jumat, 28 September 2018

Marak, Trend Akuisisi di Industri Supporting Otomotif

Industri pendukung otomotif pada semester II 2018 menawarkan prospek bisnis yang cukup cerah. Terbukti trend akuisisi di sektor industri ini relatif marak karena ditopang outlook pertumbuhan yang prospektif.

Hal itu ikut didukung prospek industri otomotif yang masih diperkirakan tumbuh positif di Indonesia, menyusul faktor dominan bahwa industri otomotif (mobil dan motor) masih menjadi alat transportasi utama masyarakat. Seiring dengan itu, perkembangan teknologi digital di sektor otomotif ikut menumbuhkan minat konsumen untuk menjaga kesinambungan permintaan di sektor industri ini.

Dampak berantai prospek positif industri otomotif ikut menular pada industri pendukungnya, mulai dari komponen motor, mobil, oli pelumas, velg, ban, cat, busi, hingga industri multifinance, asuransi, dan lainnya. Pada semester II 2018, Duniaindustri.com mencatat sedikitnya ada dua akuisisi dengan nilai besar di industri pendukung otomotif.

Pertama, Zurich Insurance Group (Zurich) mengakuisisi 80% kepemilikan PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance). Total nilai transaksi akuisisi ini mencapai US$ 414 juta atau sekitar Rp 6,15 triliun. Transaksi juga mencakup dua perjanjian kerja sama strategis jangka panjang dengan Bank Danamon dan Adira Finance, perusahaan penyedia solusi pembiayaan sepeda motor dan mobil terbesar kedua di Indonesia.

Dari transaksi ini, Zurich akan menjadi perusahaan asuransi umum patungan terbesar di Indonesia. "Zurich menjadikan Asia Pasifik sebagai mesin pertumbuhan utama untuk Grup, dan Indonesia adalah pasar utama bagi kami. Transaksi hari ini membuktikan komitmen kami kepada Indonesia dan merupakan peluang yang baik untuk memperluas keberadaan kami di wilayah ini, dan membantu lebih banyak lagi nasabah untuk memenuhi kebutuhan asuransi mereka," kata Jack Howell, Chief Executive Officer Zurich untuk Asia Pasifik dalam siaran pers.

Dia menuturkan alasan membangun kemitraan dengan Bank Danamon dan Adira Finance karena kedua perusahaan merupakan merek yang sudah sangat dikenal dan memiliki jaringan distribusi yang luas. Ini akan dikombinasikan dengan keahlian Zurich dalam hal underwriting dan manajemen risiko yang sudah punya reputasi internasional.

Indonesia merupakan salah satu pasar asuransi paling menarik di dunia. Selain itu juga merupakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan potensi pertumbuhan yang kuat dan jumlah masyarakat kelas menengah yang berkembang pesat.

Faktor-faktor ini, ditambah dengan tingkat penetrasi asuransi yang rendah, menghadirkan potensi pertumbuhan yang signifikan untuk pasar asuransi. Asuransi Adira didirikan pada 1996, saat ini sudah membukukan premi bruto sebesar 158 juta dolar AS pada tahun 2017. Setelah selesai, Zurich akan memegang 80% kepemilikan Asuransi Adira, dan Bank Danamon akan memiliki 20%.

Kedua, PT Nipress Tbk (NIPS) berencana menjual saham anak perusahaan, PT Nipress Energi Otomotif (NEO) kepada Johnson Controls Battery Investment, LLC (JCBI). Langkah ini ditandai dengan penandatanganan persyaratan jual beli pertama dan kedua, share subcription agreement (SSA), option agreement, antara perseroan dan JCBI pada 28 Agustus 2018.

JCBI telah melakukan penilaian-penilaian dan evaluasi terhadap NEO dengan kesimpulan enterprise value (EV) NEO dinilai sekitar US$75 juta atau ekuivalen Rp1,1 triliun.

Nilai tersebut setara dengan 18,5 kali nilai ebitda NEO pada 2017. EV ini akan dijadikan acuan untuk menentukan nilai transaksi. "Rencana transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya seluruh syarat yang diatur oleh perjanjian jual beli pertama dan kedua, termasuk diperolehnya persetujuan dari instanssi pemerintah yang berwenang," tutur Direktur Utama Jackson Tandiono, dalam keterbukaan informasi.

Dia menambahkan, perjanjian jual beli yang pertama berisi mengenai rencana penjualan 10 lembar saham kepemilikan NIPS di NEO kepada JCBI dan SSA berisi mengenai rencana penerbitan 14.865 lembar saham baru NEO yang akan dibeli oleh JCBI.

Selanjutnya, perjanjian jual beli yang kedua berisi mengenai rencana penjualan 24.993 lembar saham kepemilikan NIPS di NEO kepada JCBI. "Setelah rencana transaksi tersebut berhasil dilakukan, maka total kepemilikan saham JCBI di NEO adalah sebesar 24,50%," ujarnya.

Selain itu, penyertaan saham NIPS di NEO akan berkurang sebesar 24,50% dari awalnya 99,99% menjadi 75,50%. Akan tetap, NIPS akan tetap memiliki pengendalian di NEO. "Dengan adanya pengurangan kepemilikan tersebut, maka berakibat penurunan pendapatan dividen NIPS dari NEO di masa mendatang. Namun, NIPS mendapatkan aliran dana yang akan digunakan untuk menambah modal kerja perusahaan," jelas dia.

Sementara, option agreement berisi mengenai pemberian call option kepada JCBI untuk membeli saham kepemilikan NIPS di NEO dengan jumlah lembar saham tersebut, harga per lembar saham tertentu dan dalam periode waktu tertentu.

NEO melihat adanya potensi sinergi yang positif dan eksponensial dalam perkembangan industri aki baik di pasar domestik maupun internasional, diiringi dengan perkembangan teknologi aki yang sangat maju mengikuti perkembangan teknologi kendaraan bermotor, sehingga NEO berusaha menggandeng JCBI sebagai pesuplai aki berteknologi tinggi terbesar di dunia.

"Dengan menjalin kerja sama dengan JCBI, maka NEO akan dapat membuka pangsa pasar di pasar global untuk aki kendaraan roda dua dan memperbesar peluang aki kendaraan bermotor roda empat komersial di pasar ASEAN, sehingga berdampak pada peningkatan performa NIPS di masa mendatang," paparnya.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini


Senin, 24 September 2018

Ulasan Terbaru Riset Tren Pasar Beton Precast 2008-2022

Data dan Outlook Industri Beton Pracetak (Riset Tren Pasar 2008-2022) ini dirilis pada minggu ketiga Januari 2018 menampilkan riset independen, data komprehensif, analisis dan ulasan, serta tren pertumbuhan volume pasar dan pangsa pasar perusahaan beton pracetak di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari tren pertumbuhan pasar industri beton pracetak secara nilai (market value) dan secara volume (market size), profil top 5 produsen, pangsa pasar, tren peningkatan kapasitas, hingga ke analisis katalis utama pendorong pertumbuhan dalam rentang waktu yang panjang.

Data dan Outlook Industri Beton Pracetak (Riset Tren Pasar 2008-2022) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dilanjutkan dengan analisis percepatan proyek infrastruktur yang menjadi salah satu katalis utama pendorong kebutuhan beton pracetak (halaman 5-11), meliputi grafis dan tabel rencana pembangunan jalan tol 2015-2019.

Pada halaman 12-14, tim Duniaindustri.com membuat kajian independen terkait tren pertumbuhan dan proyeksi pasar beton pracetak periode 2008-2022. Metode yang digunakan antara lain analisis sensitivitas percepatan anggaran infrastruktur terhadap kebutuhan beton pracetak, proyeksi eksponensial, dan proyeksi linear.

Dengan metode yang cukup komprehensif itu, ditampilkan pertumbuhan pasar secara nilai (market value) dan volume (market size) industri beton pracetak dengan rentang waktu 2008 hingga 2020 pada halaman 15 hingga halaman 17. Dari data yang disajikan dalam tabel yang menarik dapat dilihat persentase pertumbuhan pada periode tersebut. Data tersebut juga diperkuat oleh tren pertumbuhan dua market leader yang menjadi benchmarking (halaman 18-19), sehingga memberikan gambaran lebih riil.

Pembahasan dilanjutkan dengan profil industri beton pracetak secara nasional pada halaman 20. Dan profil lima market leader industri beton pracetak disajikan secara khusus pada halaman 21-25, meliputi tren ekspansi kapasitas, persentase pertumbuhan, lokasi pabrik, kinerja keuangan, hingga produk unggulan perusahaan.

Berlanjut ke pembahasan selanjutnya, pada halaman 26 hingga halaman 31 ditampilkan dalam grafis dan tabel perkembangan pangsa pasar market leader industri beton pracetak berdasarkan kapasitas dan berdasarkan penjualan. Pada halaman 26-30, ditampilkan pangsa pasar market leader beton pracetak berdasarkan kapasitas produksi pada periode 2014-2017. Sementara pada halaman 31, ditampilkan pangsa pasar market leader beton pracetak berdasarkan nilai penjualan tahun 2016.

Definisi umum beton pracetak dan komposisi bahan baku produksi dipaparkan pada halaman 32-35. Tujuannya untuk memberikan insight lebih mendalam terkait produksi beton pracetak hingga jenis bahan aditif yang biasa digunakan.

Pada halaman 36 hingga halaman 79 disajikan bahan market intelligence dari kinerja seluruh aspek dari dua market leader di industri beton pracetak. Pembahasan dalam bagian ini dilakukan secara spesifik dan mendalam meliputi lokasi pabrik beserta kapasitasnya, komposisi penjualan, tren produksi per pabrik periode 2013-2016, pergerakan kontrak yang diperoleh dari sisi nilai dan periode, produk unggulan, profil pelanggan (top 10 buyers), hingga rasio keuangan teraktual.

Data dan Outlook Industri Beton Pracetak (Riset Tren Pasar 2008-2022) sebanyak 79 halaman dan berukuran 11 MB ini berasal dari riset eksklusif duniaindustri.com, didukung data penunjang dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan sejumlah perusahaan beton pracetak di Indonesia. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 10 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini


Sabtu, 22 September 2018

Pemerintah Terapkan Moratorium Lahan Baru Kelapa Sawit

Akhirnya pemerintah menerbitkan regulasi moratorium izin pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8/2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit. Regulasi yang sekaligus menjadi ajang evaluasi izin kebun sawit itu ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 19 September 2018.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika membenarkan bahwa inpres itu sudah diterbitkan. Selanjutnya, inpres yang berlaku selama 3 tahun sejak diterbitkan itu menginstruksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi izin kebun sawit yang masuk dalam kawasan hutan. Sementara Menteri Pertanian mendapat tugas menyusun dan memverifikasi data dan peta Izin Usaha Perkebunan (IUP) kelapa sawit sekaligus Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sawit. Dan Menteri Agraria dan Tata Ruang bertugas untuk mengevaluasi Hak Guna Usaha (HGU) kebun-kebun kelapa sawit.

Selama proses identifikasi dan evaluasi ini, pelepasan atau tukar-menukar kawasan hutan untuk kebun sawit ditunda. Semua upaya di atas dilakukan di bawah Menteri Koordinator Perekonomian.

Moratorium izin perkebunan kelapa sawit merupakan janji Presiden Joko Widodo yang diucapkan saat peringatan Hari Hutan Internasional di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 14 April 2016. Dengan mengerem ekspansi lahan, pelaku usaha kelapa sawit diharapkan dapat fokus menggenjot produktivitas.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengakui rencana penerbitan inpres itu sejak April 2016. Menurut Menteri Siti, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah akan konsentrasi di hilir, menjaga sawit petani dan meningkatkan produktivitasnya.

“Karena produktivitas sawit petani dengan dunia usaha jauh bedanya. Yang satu, tidak sampai dua ton, yang satu sudah 7 ton lebih. Jadi inpresnya, kaitkan ke soal perizinan kebun sawit. Kedua, hilirisasi, ketiga, replanting, konsentrasikan ke rakyat. Sekarang sebenarnya semuanya sedang berjalan,” tutur Menteri Siti.

Saat ini ada sekitar 4 juta lahan sawit milik rakyat yang produktivitasnya rendah. Karena itu, kata Menteri Siti, pemerintah fokus untuk membenahinya.

“Jadi, pas mulai inpres keluar, tidak ada izin baru. Walaupun selama dua tahun ini kita terus evaluasi. Yang dievaluasi itu sebetulnya seluruh proses perizinan yang sedang berjalan. Kalau yang sudah keluar izinnya, apanya yang dievaluasi. Kalau sudah keluar izin, berarti sudah berizin namanya. Dalam hal ini, kaitannya dengan izin dengan hutan,” paparnya.

Menteri Siti menjelaskan, untuk izin kehutanan memang ada beberapa kategori. Ada yang memang sudah lama diusulkan, kelengkapannya sudah ada tapi belum sempat berproses. Merespons regulasi baru itu, Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nur Hidayati menyatakan moratorium konversi hutan dan lahan tidak akan berdampak pada aspek ekonomi. Menurut dia, pemerintah cukup menggunakan lahan dan hutan yang ada sekarang ini.

Dia menilai sekarang lahan sawit yang eksisting itu sudah banyak. Dengan kebun yang ada saat ini sudah cukup sebenarnya, untuk apa ditambah lagi. Luas perkebunan dari yang sudah ada sekarang menurut Kementerian Pertanian berkisar 11 juta sampai 12 juta hektare, tapi yang baru ditanam sekitar 7 hektare.

Namun, menurut Nur, pemerintah tidak cukup dengan hanya melakukan moratorium pada pemberian izin baru untuk industri di hutan dan lahan. Konversi, yakni perubahan hutan ke perkebunan monokultur atau pertambangan juga harus dimoratorium.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:


Jumat, 14 September 2018

Mengulas Detail Konten Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini dirilis pada minggu pertama Maret 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik, terkait industri minuman secara umum, dan industri minuman kesehatan secara khusus. Diperkuat dengan tren pasar (meliputi market size dan market value 7 segmen industri), peta pangsa pasar industri minuman kesehatan, serta profil 2 market leader ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri minuman cukup prospektif dan atraktif terutama untuk konsumsi dalam negeri.

Pada halaman 5, ditampilkan definisi industri minuman secara umum dan kategorisasi industri minuman kesehatan. Pada halaman 6, ditampilkan grafis keterikatan dalam segmentasi industri minuman. Industri minuman kesehatan memiliki keterikatan yang kental dengan segmen minuman berenergi serta jus buah/sayur siap minum (ready to drink/RTD).

Masuk pada pembahasan selanjutnya, pada halaman 7 sampai 11, tim duniaindustri.com membuat kajian tren pertumbuhan market value (nilai pasar) dan market size (volume pasar) dari industri minuman secara keseluruhan beserta 7 segmen yakni industri minuman soda dan karbonasi (soft drink), air minum dalam kemasan (AMDK), minuman teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, dan jus buah/sayur siap minum.

Pembahasan dilakukan untuk periode 2015-2018F, dilengkapi dengan tren pertumbuhan per tahun dan market analysis-nya. Dengan tren tersebut dapat terlihat segmen minuman mana yang tumbuh paling tinggi. Data tersebut diperkuat dengan background information tren pasar pada periode 2008-2015 sebagai acuan (halaman 11).

Komposisi persentase 7 segmen industri minuman ditampilkan pada halaman 12 dan 13. Tujuannya untuk menampilkan persentase segmen terhadap total pasar industri minuman secara keseluruhan.

Pada halaman 14, duniaindustri.com membuat kajian independen terkait tren pangsa pasar industri minuman kesehatan dilihat dari nilai penjualan. Data tersebut diperkuat dengan coverage brand-brand atau merk-merk yang berkompetisi di segmen industri minuman kesehatan. Berdasarkan definisinya, segmen industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji (RTD) jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu (halaman 15). Pada halaman 16 sampai halaman 21, ditampilkan profil 2 market leader industri minuman kesehatan dilengkapi dengan data market intelligence dari sumber internal.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini juga dilengkapi dengan sejumlah data-data pendukung dari sumber yang kompeten. Pada halaman 24, ditampilkan highlight singkat perkembangan industri minuman di Indonesia. Sedangkan indikator utama industri minuman pada periode 2015-2016 ditampilkan pada halaman 25, mencakup jumlah perusahaan, kapasitas produksi total, nilai output, nilai investasi, hingga jumlah tenaga kerja.

Isu-isu strategis terkait industri minuman ditampilkan pada halaman 26 hingga halaman 28. Disusul kemudian profil industri minuman berkarbonasi pada halaman 29, profil industri minuman isotonik pada halaman 30, pemetaan brand dana target market dari minuman isotonik pada halaman 31, rekam jejak pertumbuhan volume pasar industri minuman per segmen pada periode 2004 hingga 2015, serta kilas balik tren industri minuman di Indonesia dibanding negara ASEAN pada halaman 33.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 sebanyak 34 halaman dan berukuran 4 MB ini berasal dari riset spesifik dan independen Duniaindustri.com didukung data-data dari asosiasi industri dan regulator terkait. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.



Atau simak penjelasan detail per halaman "Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018"

Halaman  Penjelasan
1.   sampul muka
2.   highlight & outlook perekonomian Indonesia 2017
3.   highlight & outlook perekonomian Indonesia 2017
4.   highlight & outlook perekonomian Indonesia, terutama market review pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
5.   definisi minuman kesehatan
6.   Tabel dan market analysis keterikatan dalam segmentasi minuman
7.   tabel market value (nilai pasar dalam rupiah) dan market growth industri minuman serta segmentasinya (7 segmen mencakup minuman soda dan karbonasi, air minum dalam kemasan, teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, jus buah/sayur siap minum) periode 2015-2018, dari hasil riset data spesifik tim Duniaindustri.com
8.   market analysis berupa pointers penjelasan dari halaman 7
9.   market size (volume pasar dalam satuan liter) serta market growth trend industri minuman serta segmentasinya (7 segmen mencakup minuman soda dan karbonasi, air minum dalam kemasan, teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, jus buah/sayur siap minum) periode 2015-2018, dari hasil riset data spesifik tim Duniaindustri.com
10.  market analysis berupa pointers penjelasan dari halaman 9
11.  Tabel batang track record pertumbuhan 4 segmen minuman periode 2008-2015, dari data pendukung lain untuk memperkuat analisis halaman 7-10
12.  Tabel pie chart komposisi market share dari 7 segmen minuman mencakup minuman soda dan karbonasi, air minum dalam kemasan, teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, jus buah/sayur siap minum, periode 2015
13.  Tabel pie chart komposisi market share dari 7 segmen minuman mencakup minuman soda dan karbonasi, air minum dalam kemasan, teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, jus buah/sayur siap minum, periode 2017.
14. tabel pie chart dan penjelasan detail tentang market share industri minuman kesehatan by brand (mencakup 5 brand) dihitung dari sales 2016, sumber riset data spesifik duniaindustri.com
15.  market coverage per brand di segmen industri minuman kesehatan (daftar merek-merek yang berkompetisi di segmen ini)
16.  profil market leader industri minuman Kesehatan (profil harus mencakup nama pemilik, pengurus perusahaan, alamat, dll)
17.  profil market leader industri minuman kesehatan
18.   Market intelligence data terkait kapasitas produksi, nilai produksi, volume ekspor, impor, dan suplai dari market leader periode 2008-2013
19. Profil ikhtisar operasi second market leader, mencakup volume produksi, kapasitas produksi periode 2014-2016
20.  Profil bisnis dan profil produk second market leader
21. Kontribusi penjualan minuman kesehatan terhadap revenue second market leader
22.  Data-data pendukung analisis pasar industri minuman kesehatan
23. Prospek dan tantangan industri makanan dan minuman secara nasional
24.  Prospek industri minuman dalam negeri
25.  Profil industri makanan dan minuman secara nasional periode 2015-2016 mencakup jumlah perusahaan, nama-nama perusahaan, kapasitas produksi masing-masing perusahaan tersebut, nilai output, nilai investasi, dan jumlah tenaga kerja
26.  Isu-isu strategis industri minuman secara nasional
27.  Isu-isu strategis industri minuman secara nasional
28.  Isu-isu strategis industri minuman secara nasional
29.   Data pendukung profil industri minuman berkarbonasi, mencakup pointers volume pasar
30.  Data pendukung profil industri minuman isotonik, mulai dari kemunculan segmen ini pada 1989 hingga 2012, sebagai rekam jejak pertumbuhan
31. Perluasan merek minuman isotonik, nama produsen, jenis kemasan, serta target pasar
32. Tabel track record pertumbuhan volume pasar industri minuman ringan siap saji periode 2004-2015, (segmen RTD tea, RTD carbonates, RTD water, others) 
33.   Profil konsumen industri minuman di Indonesia dibanding Thailand, Singapura, dan Filipina tahun 2015
34. Sampul penutup


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini

** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

Kamis, 13 September 2018

Sumber Data Trend Akuisisi Terbaru di Industri Farmasi

Di tengah sentimen pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, industri farmasi masih menawarkan prospek positif sehingga marak terjadi akuisisi di sektor ini. Pada kuartal III 2018, tercatat dua akuisisi di industri farmasi nasional.

PT Phapros Tbk, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), mengakuisisi PT Lucas Djaja Group, produsen obat generik yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Akuisisi itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengikatan jual - beli saham antara Phapros dengan Lucas Djaja Group.

Direktur Utama PT Phapros Tbk Barokah Sri Utami mengungkapkan, aksi korporasi ini bagian strategi bisnis anorganik perseroan. Menurut dia, perseroan menilai Lucas Djaja memiliki beberapa keunggulan yang dapat melengkapi kontribusi Phapros bagi industri farmasi domestik.

”Ada beberapa pertimbangan mengapa kami memilih Lucas Djaja, di antaranya karena perusahaan tersebut memiliki beberapa fasilitas produksi yang belum dimiliki Phapros, seperti fasilitas produksi soft-gel dan oralit, serta portofolio obat generiknya yang cukup banyak. Kami harapkan kerjasama ini bisa melengkapi fasilitas produksi yang dimiliki Phapros dan dapat meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” ujar Sri Utami di Jakarta, beberapa waktu lalu, dalam keterangan tertulis.

Dia menilai, akuisisi saham Lucas Djaja diharapkan dapat meningkat porsi yang lebih besar dalam waktu dekat. Sumber pendanaan untuk hal tersebut diperoleh dari pinjaman bank dan dana internal perusahaan. Ke depannya, pendanaan untuk akuisisi ini akan di-cover dari rights issue.

Tahun ini Phapros akan melakukan corporate action berupa rights issue (Hak Memesaan Efek Terlebih Dahulu – HMETD) senilai Rp500 miliar yang akan digunakan untuk keperluan ekspansi bisnis. Di antaranya untuk akuisisi perusahaan farmasi, peningkatan kapasitas mesin, pemenuhan persyaratan Current Good Manufacturing Practices (GMP) / Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, serta untuk modal kerja.

Berbeda dengan Phapros, PT Merck Tbk (MERK), emiten produsen farmasi, justru berencana melakukan penjualan (divestasi) segmen usaha consumer health kepada PT Procter & Gamble Home Product Indonesia. Transaksi penjualan segmen usaha itu diperkirakan sekitar Rp1,384 triliun.

Manajemen perseroan dalam publikasi resmi menyatakan rencana transaksi ini merupakan permintaan dari Merck Holding GmbH yang memiliki sekitar 73,99% saham perseroan. Seiring dengan itu, pemegang saham ultima perseroan, yakni Meck Kommanditgesellschaft uft Aktien, berkomitmen untuk menjual segmen usaha consumer health secara global.

Pemegang saham mayoritas meminta kepada perseroan untuk masuk dalam rencana transaksi dan menandatangani perjanjian serta dokumen yang diperlukan untuk transaksi tersebut, termasuk perjanjian jual beli saham dan aset (SAPA) dan surat kuasa kepada Meck KGaA, Merck Penjual Global dan pejabat, serta karyawan tertentu dari kelompok usaha Merck.

Setelah selesainya rencana transaksi, perseroan akan memperoleh pendapatan dari penjualan segmen usaha consumer health. Direksi perseroan akan memutuskan penggunaan dan mendistribusikan hasil penjualan usaha berdasarkan anggaran dasar perseroan.

Harga rencana transaksi penjualan segmen usaha ditaksir sekitar Rp1,384 triliun. Harga transaksi tersebut melebihi 50% ekuitas perseroan, yang tercatat per 31 Desember 2017 sebesar Rp615,437 miliar.

Imbas Rupiah

Seiring pelemahan rupiah yang sempat mendekati Rp 14.900/US$, Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Indonesia mengusulkan harga obat naik 5%-7%. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia Dorodjatun Sanusi, mengatakan, saat ini 100% bahan baku obat di Indonesia masih impor. Kemudian untuk material kemasan obat, komposisinya 50% juga masih impor.

"Saat ini sekitar 80% bahan obat tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Dengan kondisi persentase bahan baku obat yang masih impor tersebut, maka harga obat di Indonesia tergantung fluktuasi nilai dolar. Kami usulkan agar mulai 1 Oktober harga obat bisa naik 5%-7%," kata Dorodjatun.

Menurut Dorodjatun, industri farmasi Indonesia kini banyak yang terancam kolaps. Sebab sejak diberlakukannya fornas obat-obatan pada era JKN, sekitar 60% harga obat turun dari harga sebelumnya. Selain itu, kenaikan nilai dolar terhadap rupiah membuat harga bahan baku obat juga meroket.

Ditambah lagi, efek domino atas keterlambatan pembayaran klaim asuransi JKN oleh BPJS Kesehatan kepada rumah sakit, kini juga berimbas ke industri farmasi. Saat ini banyak rumah sakit yang menunggak pembayaran pengadaan obat, dengan rata-rata keterlambatan 4 hingga 6 bulan.
Dorodjatun menyebutkan, kondisi tersebut dikeluhkan oleh industri farmasi. Sebab belum dibayarnya pembelian obat-obatan hingga berbulan-bulan, telah mengganggu cash flow industri obat dalam negeri. "Kami tidak lagi sekadar merumahkan karyawan, tapi sebagian dari industri farmasi kini terancam tutup," kata dia.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:


Kumpulan 10 Riset Data Spesifik Consumer Goods

Industri makanan dan minuman saat ini merupakan penyumbang kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional. Dengan peran yang begitu besar, tidak heran industri ini menjadi salah satu andalan ekonomi nasional. Tak heran, omzet industri makanan dan minuman diestimasi lebih dari Rp 1.000 triliun pada 2016 dan terus berkembang pada 2017.

Untuk membedah pertumbuhan, pangsa pasar, serta persaingan pasar di industri makanan dan minuman, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 10 data dan riset khusus di industri ini. Mari kita simak ulasannya berikut ini:

1) Riset Data Spesifik Susu Bubuk 2012-2021 (Market Size dan Growth Trend)
2) Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018
3) Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku
4) Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shoping (2009-2017)
5) Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader)
6) Riset Komprehensif Industri Susu Olahan 2013-2016
7) Data dan Outlook Industri Susu & Teh Siap Minum 2013-2016
8) Data dan Outlook Industri Consumer Goods 2016
9) Data Industri Makanan-Minuman dan Program Hilirisasi
10) Data Konsumsi dan Impor Susu di Indonesia (periode lima tahun terakhir)

Berikut ini Ulasannya:

ARiset Data Spesifik Susu Bubuk 2012-2021 (Market Size dan Growth Trend) ini dirilis pada minggu pertama September 2018 menampilkan riset independen, data komprehensif, data market size, data market value, serta tren pertumbuhan pasar susu bubuk di Indonesia. Pembahasan dilakukan cukup detail sehingga memudahkan stakeholders untuk memahaminya serta menjadikannya acuan untuk membuat proyeksi ke depan.

Riset Data Spesifik Susu Bubuk 2012-2021 (Market Size dan Growth Trend) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan outlook dan prospek bisnis 2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4.

Masuk pada halaman 5, dipaparkan faktor-faktor pendorong pertumbuhan pasar susu bubuk di Indonesia, mulai dari jumlah anak yang terbagi beberapa segmen sesuai usia, tren pertumbuhannya, serta tantangan regulasi di sektor ini. Pada halaman 6, ditampilkan diagram (chart) pohon industri susu di Indonesia dari mulai bahan baku yakni susu mentah (susu segar) hingga tiga lapisan ke hilir.

Selanjutnya, beranjak ke pembahasan lebih detail, tim Duniaindustri.com membedah tren market size (dalam ton) industri susu bubuk di Indonesia periode 2012-2021F. Pembahasan ini ditampilkan dalam tabel sehingga memudahkan pemahaman pembaca. Pembahasan meliputi 3 segmen industri susu bubuk yakni infant formula (susu bubuk untuk anak usia 0-6 bulan), susu bubuk pertumbuhan (susu bubuk untuk anak usia 6 bulan hingga 3 tahun), serta susu bubuk kebutuhan khusus (susu bubuk bayi dengan kadar laktosa rendah serta susu formula untuk ibu hamil dan menyusui). Pembahasan dilakukan secara terperinci dengan memperhatikan tren pertumbuhannya, pada halaman 7 dan 8.

Dari data tersebut, kemudian diolah dalam market analysis pada halaman 9. Segmentasi industri susu bubuk dijelaskan lebih rinci pada halaman 10, beserta porsinya masing-masing terhadap total pasar susu bubuk di Indonesia

Pada halaman 11, ditampilkan pie chart porsi dari 3 segmen terhadap total pasar susu bubuk di Indonesia pada periode 2015. Disusul kemudian, pada halaman 12, ditampilkan pie chart porsi dari 3 segmen terhadap total pasar susu bubuk di Indonesia pada periode 2018F. Dengan perbandingan dua diagram tersebut, diharapkan pembaca dapat mengerti perubahan porsi masing-masing segmen.

Tidak hanya itu, tim Duniaindustri.com membedah tren market value (dalam jutaan rupiah) industri susu bubuk di Indonesia periode 2012-2021F. Pembahasan ini juga meliputi 3 segmen industri susu bubuk yakni infant formula (susu bubuk untuk anak usia 0-6 bulan), susu bubuk pertumbuhan (susu bubuk untuk anak usia 6 bulan hingga 3 tahun), serta susu bubuk kebutuhan khusus (susu bubuk bayi dengan kadar laktosa rendah serta susu formula untuk ibu hamil dan menyusui). Pembahasan dilakukan secara terperinci dengan memperhatikan tren pertumbuhannya, pada halaman 13 dan 14.

Khusus pada halaman 15, tim Duniaindustri.com juga memonitor tren produksi dari segmen infant formula untuk periode 2015-2018F. Disusul kemudian, market analysis tren konsumsi pasar infant formula yang mempengaruhi tren produksi nasional, pada halaman 16. Tantangan bagi produsen infant formula berupa pengetatan regulasi dipaparkan dalam market analysis pada halaman 17. Serta, dampak dari pengetatan regulasi tersebut yang dibarengi upaya untuk mengatasinya, pada halaman 18.

Berlanjut ke pembahasan selanjutnya, pada halaman 19 sampai 28, ditampilkan profil market leader produsen infant formula, lengkap dengan tren produksi dalam tiga tahun terakhir, profil kapasitas produksi, serta keunggulan pabrik/fasilitas produksinya. Gambaran ringkat produsen susu bubuk di Indonesia ditampilkan pada halaman 29 dan 30, diperinci dengan segmen produksi dari jenis susu bubuk yang diproduksinya.

Pada halaman 31 sampai 33, ditampilkan tren pangsa pasar susu bubuk di Indonesia untuk periode 2011-2015. Dilanjutkan dengan tren produksi dan nilai pasar industri susu bubuk, yang merupakan data pembanding dari riset data spesifik Duniaindustri.com.

Riset Data Spesifik Susu Bubuk 2012-2021 (Market Size dan Growth Trend) ini berisi sebanyak 38 halaman berukuran 3 MB, berasal dari riset independen Duniaindustri.com yang diperkuat oleh data dari BPS, Bank Dunia, Kementerian Kesehatan, serta data internal sejumlah produsen susu bubuk. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

B) Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini dirilis pada minggu pertama Maret 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik, terkait industri minuman secara umum, dan industri minuman kesehatan secara khusus. Diperkuat dengan tren pasar (meliputi market size dan market value 7 segmen industri), peta pangsa pasar industri minuman kesehatan, serta profil 2 market leader ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri minuman cukup prospektif dan atraktif terutama untuk konsumsi dalam negeri.

Pada halaman 5, ditampilkan definisi industri minuman secara umum dan kategorisasi industri minuman kesehatan. Pada halaman 6, ditampilkan grafis keterikatan dalam segmentasi industri minuman. Industri minuman kesehatan memiliki keterikatan yang kental dengan segmen minuman berenergi serta jus buah/sayur siap minum (ready to drink/RTD).

Masuk pada pembahasan selanjutnya, pada halaman 7 sampai 11, tim duniaindustri.com membuat kajian tren pertumbuhan market value (nilai pasar) dan market size (volume pasar) dari industri minuman secara keseluruhan beserta 7 segmen yakni industri minuman soda dan karbonasi (soft drink), air minum dalam kemasan (AMDK), minuman teh/kopi siap minum, minuman berbasis susu, minuman berenergi, minuman kesehatan, dan jus buah/sayur siap minum.

Pembahasan dilakukan untuk periode 2015-2018F, dilengkapi dengan tren pertumbuhan per tahun dan market analysis-nya. Dengan tren tersebut dapat terlihat segmen minuman mana yang tumbuh paling tinggi. Data tersebut diperkuat dengan background information tren pasar pada periode 2008-2015 sebagai acuan (halaman 11).

Komposisi persentase 7 segmen industri minuman ditampilkan pada halaman 12 dan 13. Tujuannya untuk menampilkan persentase segmen terhadap total pasar industri minuman secara keseluruhan.

Pada halaman 14, duniaindustri.com membuat kajian independen terkait tren pangsa pasar industri minuman kesehatan dilihat dari nilai penjualan. Data tersebut diperkuat dengan coverage brand-brand atau merk-merk yang berkompetisi di segmen industri minuman kesehatan. Berdasarkan definisinya, segmen industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji (RTD) jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu (halaman 15). Pada halaman 16 sampai halaman 21, ditampilkan profil 2 market leader industri minuman kesehatan dilengkapi dengan data market intelligence dari sumber internal.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 ini juga dilengkapi dengan sejumlah data-data pendukung dari sumber yang kompeten. Pada halaman 24, ditampilkan highlight singkat perkembangan industri minuman di Indonesia. Sedangkan indikator utama industri minuman pada periode 2015-2016 ditampilkan pada halaman 25, mencakup jumlah perusahaan, kapasitas produksi total, nilai output, nilai investasi, hingga jumlah tenaga kerja.

Isu-isu strategis terkait industri minuman ditampilkan pada halaman 26 hingga halaman 28. Disusul kemudian profil industri minuman berkarbonasi pada halaman 29, profil industri minuman isotonik pada halaman 30, pemetaan brand dana target market dari minuman isotonik pada halaman 31, rekam jejak pertumbuhan volume pasar industri minuman per segmen pada periode 2004 hingga 2015, serta kilas balik tren industri minuman di Indonesia dibanding negara ASEAN pada halaman 33.

Data Spesifik Industri Minuman Kesehatan 2015-2018 sebanyak 34 halaman dan berukuran 4 MB ini berasal dari riset spesifik dan independen Duniaindustri.com didukung data-data dari asosiasi industri dan regulator terkait. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)


C) Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku ini dirilis Februari 2017 menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai pasar consumer goods serta tren harga bahan baku untuk industri consumer goods. Dua subjek kajian outlook ini dipilih mengingat harga komoditas terutama bahan baku consumer goods terpengaruh perlambatan ekonomi global sepanjang 2015 hingga 2016.

Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku ini dimulai dengan pemaparan outlook ekonomi Indonesia 2017 pada halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh 5,1% dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri seperti kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan perekonomian China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.

Selanjutnya Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku ini menampilkan kondisi pasar consumer goods di Indonesia yang didukung konsumen kelas menengah. (halaman 6) Dengan GDP per kapita melebihi US$ 3.500, Indonesia memiliki konsumen rumah tangga dengan daya beli US$ 5.000 hingga US$ 15.000 per tahun melampaui 58% dari total penduduk pada 2020. (halaman 7)

Secara lebih detail, dipaparkan tren populasi penduduk di Indonesia periode 2010-2019F, laju urbanisasi, konsumen kelas menengah atas, dan PDB per kapita. (halaman 8) Terkait dengan itu, pada halaman 9 ditampilkan chart tren pergerakan inflasi periode 2014-2017F serta tren inflasi per daerah.

Tren pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS juga ditampilkan pada halaman 10 dengan rekam jejak periode 2011-2017. Dan tak ketinggalan tren upah minimum regional (UMR) dijabarkan periode 2007-2017. (halaman 11)

Pada halaman 12, Duniaindustri.com membuat riset independen terkait outlook industri consumer goods 2017-2018 dan ukuran pasar (market size) industri consumer goods untuk kategori biskuit & wafer, mi instan, snack, jeli, permen, minuman berenergi, minuman isotonik, sirup, teh siap saji, kopi siap saji, jus, susu siap saji, minuman berkarbonasi, minuman sari buah, air minum kemasan, dan roti dengan periode 2009, 2015-2017F. (halaman 13-14)

Pada halaman 15-22, ditampilkan tren harga bahan baku industri consumer goods mencakup harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), harga gula, harga beras, harga jagung, harga kopi, harga kakao, harga gandum, dan harga susu periode 2014-2017.

Tren pertumbuhan penjualan sejumlah perusahaan consumer goods ditampilkan pada halaman 23, diperkuat dengan tren indeks kepercayaan konsumen pada halaman 24.

Berlanjut ke riset market leader, duniaindustri.com menampilkan peta pangsa pasar industri biskuit periode 2015 dari 10 merek utama pada halaman 25. Pangsa pasar perusahaan produsen biskuit dilihat dari kapasitas produksi pada 2015 di halaman 26. Selain itu, ditampilkan juga top 15 perusahaan produsen biskuit di Indonesia, dilengkapi kapasitas produksi, dan entitas anak usaha secara grup. (halaman 27-28)

Market leader susu bubuk tahun 2015 ditampilkan pada halaman 29 dengan 10 pemain utama, demikian juga susu ultra high temperature (UHT) pada halaman 30, market leader industri yoghurt pada halaman 31-32, dan industri teh siap minum (ready to drink/RDT tea) pada halaman 33.

Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku sebanyak 34 halaman pdf ini berasal dari kompilasi berbagai sumber antara lain asosiasi industri, BPS, riset eksternal, dan diolah duniaindustri.comIndeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)

D) Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shoping (2009-2017) ini dirilis Agustus 2016 menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai pasar consumer goods serta pesatnya tren belanja online (online shopping) di Indonesia. Dua subjek kajian riset pasar ini dipilih mengingat relatif stabilnya kedua sektor tersebut di tengah perlambatan ekonomi Indonesia pada 2015 hingga semester I 2016.

Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shoping (2009-2017) ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4)

Selanjutnya, Riset Pasar Consumer Goods ini memaparkan pertumbuhan aktual industri barang konsumsi (consumer goods) di Indonesia hingga semester I 2016. Tren pasar serta indikator pertumbuhan dilihat secara nilai dan volume, memberikan gambaran tersendiriterkait daya beli konsumen di Indonesia. (halaman 5) Secara jangka panjang, industri consumer goods masih prospektif dengan potensi US$ 810 miliar pada 2030. (halaman 6)

Pada halaman 7-8, duniaindustri.com membuat riset eksklusif terkait nilai pasar (market size) industri consumer goods di kategori makanan dan minuman (food and beverages). Hasil riset itu didukung riset eksternal yang mengukur pertumbuhan consumer goods di lima kategori yakni food, dairy, beverages, personal care, dan home care hingga semester I 2016. (halaman 9)

Selain itu, ditampilkan juga tren frekuensi pembelian produk consumer goods, perubahan harga produk, serta rata-rata pertumbuhan belanja konsumen. (halaman 10) Pada halaman 11, dipaparkan tren penjualan 7 kategori consumer goods yakni food, dairy, beverages, personal care, home care, packaged foods, serta chilled foods di pasar modern (minimarket, supermarket, hypermarket, dan jenis lainnya).

Riset pasar ini juga menjabarkan pertumbuhan dan market size industri makanan serta minuman secara detail pada halaman 12-14. Secara keseluruhan, packaged food selama periode 2013-2017 diprediksi tumbuh rata-rata 12,6% per tahun. Beberapa jenis makanan yang identik dengan lifestyle masyarakat middle class income diperkirakan tumbuh lebih tinggi, di antaranya canned/preserved food (16,7%), frozen processed food (16,6%), ice cream (18%), dan noodles (13,5%).

Sementara itu, minuman ringan diperkirakan tumbuh rata-rata 12% per tahun. Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan terjadi untuk produk ready to drink (RTD) coffee (18,8%), fruit/vegetable juice (15,6%), sports and energy drink (14,8%), dan RTD tea (13,7%).

Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shoping (2009-2017) ini berlanjut pada pembahasan tren belanja online (online shopping) yang dimulai dari jumlah pengguna internet di Indonesia, penetrasi internet sejak 2005, dan aktivitas online konsumen. (halaman 15-17)

Di samping itu, riset ini dilengkapi dengan tren e-commerce berdasarkan jenis kelamin, produk-produk yang sering dibeli secara online, produk-produk yang dijual secara online, akses internet per daerah di Indonesia, serta faktor resistensi konsumen untuk berbelanja online, dan tren sistem pembayaran online.

Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shoping (2009-2017) sebanyak 34 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri, BPS, riset eksternal, dan diolah duniaindustri.comIndeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.comyang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)

E) Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader) ini dirilis Juni 2016 menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan di industri biskuit di Indonesia, mencakup highlights dan profil ringkas pemain-pemain di industri ini, tren permintaan/kebutuhan (demand) di pasar lokal, hingga analisis pangsa pasar berdasarkan penjualan dan kapasitas produksi.

Riset pasar ini dimulai dengan highlights pasar Indonesia yang terus tumbuh ditopang besarnya konsumen kelas menengah. Pasar industri makanan termasuk biskuit di Indonesia dengan penduduk sebesar 252 juta jiwa, 50% di antaranya merupakan usia produktif, sunggulah besar. PDB per kapita Indonesia US$ 3.500 melampaui negara pesaing di Asean seperti Filipina dan Vietnam. Jumlah rumah tangga di Indonesia dengan anggaran belanja tahunan berkisar US$ 5.000-US$ 15.000 diperkirakan meluas dari 36% pada saat ini menjadi 58% pada 2020. Lebih dari 60 juta penduduk berpenghasilan rendah diproyeksikan bergabung dengan kelas menengah di dekade mendatang, dan mendorong permintaan konsumen semakin kuat. Total pasar industri consumer goods di Indonesia pada 2030 diperkirakan US$ 810 miliar.(halaman 2-3)

Riset pasar ini juga menjabarkan pertumbuhan rata-rata per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan selama 2013-2017 akan berada di atas angka 10%. Secara keseluruhan, packaged food selama periode tersebut akan tumbuh rata-rata 12,6% per tahun. Beberapa jenis makanan yang identik dengan lifestyle masyarakat middle class income diperkirakan tumbuh lebih tinggi, di antaranya canned/preserved food (16,7%), frozen processed food (16,6%), ice cream (18%), dan noodles (13,5%).(halaman 4)

Sementara itu, minuman ringan diperkirakan tumbuh rata-rata 12% per tahun. Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan terjadi untuk produk ready to drink (RTD) coffee (18,8%), fruit/vegetable juice (15,6%), sports and energy drink (14,8%), dan RTD tea (13,7%).

Secara special, Duniaindustri.com membuat riset pertumbuhan pasar consumer goods dari 2009 ke 2015, khusus untuk sejumlah produk antara lain: biskuit dan wafer, mi instan, snack, jeli, permen, roti, minuman berenergi, minuman isotonik, sirup, teh siap saji, kopi siap saji, jus, susu siap saji, minuman berkarbonasi, minuman sari buah, air minum dalam kemasan. (halaman 5-8)

Di halaman 9-10, Duniaindustri.com membuat riset pasar eksklusif terkait pangsa pasar biskuit dilihat dari dua hal; penjualan per merek (halaman 9) dan kapasitas produksi per perusahaan (halaman 10). Data tersebut didukung top 15 produsen biskuit terbesar (biggest biscuit producer) di Indonesia yang dipaparkan pada halaman 11-12, lengkap dengan kapasitas produksi serta komposisi terhadap kapasitas nasional.

Di halaman 13, ditampilkan tren produksi biskuit secara nasional periode 2007-2015, lengkap dengan pertumbuhan per tahun. Data tersebut juga diperkuat dengan neraca ekspor-impor biskuit dalam volume dan nilai periode 2007-2015 (halaman 14-15).

Kemudian di halaman 16 ditampilkan tren konsumsi, produksi, dan ekspor-impor biskuit di Indonesia periode 2007-2015. Dengan data yang cukup lengkap ini dapat terlihat tren pertumbuhan konsumsi (market size) industri biskuit per tahun. Khusus di halaman 17, duniaindustri.com membuat proyeksi dan estimasi konsumsi biskuit pada 2016-2017 lengkap dengan tren produksi dan pertumbuhannya.

Pada halaman 18-35, duniaindustri.com membuat market research dan market intelligence terhadap tiga produsen biskuit yang menjadi market leader. Analisis dan intelijensi pasar itu mencakup kinerja keuangan produsen dengan pangsa pasar terbesar, strategi pemasaran, kendala yang dihadapi, target kinerja keuangan 2016, hingga ke struktur perusahaan, jumlah pekerja, serta rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. 

Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 sebanyak 35 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri, BPS, riset internal produsen biskuit, dan diolah duniaindustri.comIndeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.comyang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih.(*)

F) Riset Komprehensif Industri Susu Olahan 2013-2016 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri susu olahan di Indonesia, mencakup pengelompokan industri dan pohon industri susu dari hulu-antara-hilir, segmentasi industri susu cair, tren konsumsi dan pertumbuhan volume produk susu, nilai penjualan produk susu, ukuran pasar (market size) industri susu nasional, hingga pangsa pasar susu cair, susu bubuk, susu ultra high temperature (UHT), susu fermentasi, susu pasteurisasi (sterilisasi), yoghurt, keju olahan, serta tantangan dan peluang industi ini ke depan.

Riset ini dimulai dengan menampilkan pengelompokan industri susu dari hulu (susu segar), industri antara (susu pasteurisasi, susu UHT, susu fermentasi), hingga industri hilir (susu bubuk, susu kental manis, makanan bayi dari susu, keju, mentega, es krim, dan yoghurt) dilengkapi pohon industri susu secara lengkap. (halaman 2-3)

Di halaman 4-5 ditampilkan segmentasi industri susu cair dan susu bubuk terhadap total pasar. Pertumbuhan volume konsumsi produk susu periode 2008-2018 (forecast) ditampilkan pada halaman 6, serta tren penjualan produk susu periode 2008-2018 dipaparkan pada halaman 7.

Di halaman 8-9 ditampilkan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pengolahan susu, lengkap dengan lokasi pabrik dan produk-produk yang dihasilkan. Terdapat 48 perusahaan di kategori industri pengolahan susu yang memproduksi susu segar, susu bubuk, susu UHT, susu steril, susu pasteurisasi, susu kental manis, susu formula, susu kemasan, ice cream, yoghurt, acidified milk drink, mentega, kopi instan, caramel, dan makanan bayi.

Pada halaman 9, pembahasan masuk pada segmen susu bubuk, mengulas pangsa pasar susu bubuk periode 2011-2013. Terdapat pergerakan pangsa pasar yang cukup signifikan untuk 10 perusahaan pemimpin pasar susu bubuk di Indonesia. Secara khusus, di halaman 10-11, duniaindustri.com membuat riset terkait pangsa pasar susu bubuk di Indonesia untuk 2014-2015. Pada halaman 13, dipaparkan pertumbuhan pasar produk susu bubuk di Indonesia secara volume dan nilai. Di halaman 14, duniaindustri.com membuat riset dan estimasi terkait pasar susu bubuk pada 2015 dan 2016.

Kategori susu cair dibahas secara komprehensif di halaman 15-16, mencakup pertumbuhan volume pasar, market size, dan tren pertumbuhan dari 2013-2016. Demikian juga susu UHT dibahas secara lengkap di halaman 17, mencakup pangsa pasar market leader, nilai pasar, serta pertumbuhan volume. Susu fermentasi juga dibahas secara khusus pada halaman 18, susu pasteurisasi di halaman 19, yoghurt cream dan drink di halaman 20-21, serta keju olahan pada halaman 22.

Riset ini juga dilengkapi dengan data produksi susu segar, impor susu, konsumsi bahan baku susu, serta pergerakan tren konsumsi susu di Indonesia. Ditambah dengan kapasitas terpasang, produksi, dan konsumsi susu cair, susu kental manis, susu bubuk.

Riset data industri sebanyak 29 halaman ini berasal dari BPS, WHO dan Bank Dunia, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan sejumlah perusahaan susu di Indonesia, diolah duniaindustri.com.

Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

G) Data dan Outlook Industri Susu & Teh Siap Minum 2013-2016 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri susu bubuk, susu cair (ultra high temperatures/UHT), serta teh siap minum (ready to drink tea/RDT) di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar, tren permintaan/demand, nilai pasar (market size) tiga tahun terakhir dan proyeksi 2016, hingga produsen terbesar di Indonesia, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain di industri ini.

Data ini dimulai dengan menampilkan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2014-2019 (estimasi), kondisi perilaku konsumen di Indonesia dari total jumlah penduduk 252 juta jiwa, dengan jumlah konsumen kelas menengah hampir 50% yang berada di bawah umur 30 tahun. PDB per kapita Indonesia US$ 3.500 melampaui negara pesaing di Asean seperti Filipina dan Vietnam. Jumlah rumah tangga di Indonesia dengan anggaran belanja tahunan berkisar US$ 5.000-US$ 15.000 diperkirakan meluas dari 36% pada saat ini menjadi 58% pada 2020. Lebih dari 60 juta penduduk berpenghasilan rendah diproyeksikan bergabung dengan kelas menengah di dekade mendatang, dan mendorong permintaan konsumen semakin kuat. Total pasar industri consumer goods di Indonesia pada 2030 diperkirakan US$ 810 miliar. (halaman 2-3)

Data ini juga menjabarkan pertumbuhan rata-rata per tahun minuman diperkirakan tumbuh rata-rata 12% per tahun. Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan terjadi untuk produk ready to drink (RTD) coffee (18,8%), fruit/vegetable juice (15,6%), sports and energy drink (14,8%), dan RTD tea (13,7%). (halaman 5-7)

Selain itu, data ini menampilkan ukuran pasar (market size) industri susu cair periode 2013-2015, konsumsi per kapita, karakteristik utama di industri susu cair. Secara khusus, Duniaindustri membuat riset proyeksi market size industri susu cair pada 2016, pertumbuhan volume penjualan, serta pangsa pasar 8 pemain di Indonesia. (halaman 8-9)

Demikian juga di industri susu bubuk, data ini menampilkan ukuran pasar (market size) serta pertumbuhannya, dan pangsa pasar 11 pemain utama di Indonesia. (halaman 9)

Di samping itu, data ini juga menampilkan ukuran pasar (market size) serta pertumbuhan industri teh siap minum (ready to drink tea/RDT) periode 2013-2016, pangsa pasar 5 pemain utama, serta karakteristik (tren) yang berkembang. (halaman 10)

Pada halaman 12-24, ditampilkan data pemimpin pasar (market leader) di segmen susu cair ultra high temperature (UHT) dan RTD kemasan di Indonesia, profil singkat, komposisi lini usaha per perusahaan, jaringan distribusi, strategi ekspansi, pangsa pasar per produk, serta kinerja keuangan.

Data sebanyak 25 halaman ini berasal dari BPS, WHO dan Bank Dunia, Kementerian Perindustrian, dan sejumlah perusahaan susu bubuk, susu cair, dan minuman teh siap saji di Indonesia, diolah duniaindustri.com.

Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

H) Data dan Outlook Industri Consumer Goods 2016 ini menampilkan pasar industri consumer goods di Indonesia dengan penduduk sebesar 252 juta jiwa, 50% di antaranya merupakan usia produktif. PDB per kapita Indonesia US$ 3.500 melampaui negara pesaing di Asean seperti Filipina dan Vietnam. Jumlah rumah tangga di Indonesia dengan anggaran belanja tahunan berkisar US$ 5.000-US$ 15.000 diperkirakan meluas dari 36% pada saat ini menjadi 58% pada 2020. Lebih dari 60 juta penduduk berpenghasilan rendah diproyeksikan bergabung dengan kelas menengah di dekade mendatang, dan mendorong permintaan konsumen semakin kuat. Total pasar industri consumer goods di Indonesia pada 2030 diperkirakan US$ 810 miliar.

Data ini juga menjabarkan pertumbuhan rata-rata per tahun pasar makanan dalam kemasan dan minuman ringan selama 2013-2017 akan berada di atas angka 10%. Secara keseluruhan, packaged food selama periode tersebut akan tumbuh rata-rata 12,6% per tahun. Beberapa jenis makanan yang identik dengan lifestyle masyarakat middle class income diperkirakan tumbuh lebih tinggi, di antaranya canned/preserved food (16,7%), frozen processed food (16,6%), ice cream (18%), dan noodles (13,5%).

Sementara itu, minuman ringan diperkirakan tumbuh rata-rata 12% per tahun. Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan terjadi untuk produk ready to drink (RTD) coffee (18,8%), fruit/vegetable juice (15,6%), sports and energy drink (14,8%), dan RTD tea (13,7%).

Secara special, Duniaindustri.com membuat riset pertumbuhan pasar consumer goods dari 2009 ke 2015, khusus untuk sejumlah produk antara lain: biskuit dan wafer, mi instan, snack, jeli, permen, roti, minuman berenergi, minuman isotonik, sirup, teh siap saji, kopi siap saji, jus, susu siap saji, minuman berkarbonasi, minuman sari buah, air minum dalam kemasan.

Data sebanyak 15 halaman pdf ini berasal dari berbagai sumber antara lain asosiasi industri, lembaga riset dunia, dan BPS. Download database industri merupakan fitur terbaru  di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)

I) Data Industri Makanan-Minuman dan Program Hilirisasi ini menampilkan kinerja pertumbuhan industri makanan-minuman 2006-2013, jumlah perusahaan, nilai investasi, jumlah tenaga kerja, dan kapasitas produksi. Selan itu, tren hilirisasi industri kelapa sawit, kakao, gula sebagai bahan baku industri makanan minuman. Data ini juga menampilkan berbagai regulasi terbaru terkait industri makanan-minuman. Data berisi 23 halaman ini dibuat oleh Kementerian Perindustrian dan diolah duniaindustri.com.(*)

J) Data Konsumsi dan Impor Susu di Indonesia (periode lima tahun terakhir) ini menampilkan pertumbuhan konsumsi dan impor susu di Indonesia periode lima tahun terakhir. Data ini berasal dari asosiasi industri, BPS, kementerian terkait.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 160 database, klik di sini
** Butuh 21 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini