Rabu, 31 Juli 2019

169 Riset dan Kajian Data di Sektor Industri

Pada Kuartal III 2019, tren industri cenderung berubah dengan sangat cepat, berdasarkan riset data Duniaindustri.com. Produk dengan harga jual yang lebih kompetitif, pelayanan prima, cepat sampai ke konsumen, serta kualitas wahid menjadi preferensi utama konsumen.

Selain itu, para pelaku industri cenderung memompa volume penjualan dengan mengorbankan harga jual. Singkat kata, harga jual boleh ditekan, tapi volume penjualan mesti bertumbuh. 


Di sisi lain, konsumen saat ini cenderung lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran. Sementara upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan ratusan proyek di seluruh Indonesia. Demikian cuplikan tren yang sedang terjadi saat ini di negeri kita.


Persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan harga jual pun kini menjadi terbatas. Tidak lagi mudah bagi produsen mematok laba yang tinggi dengan menaikkan harga. Sebab harga yang tinggi membuat produk tersebut akan dijauhi oleh pembelinya. Pembeli akan lebih beralih ke produk yang berkualitas baik, namun berharga murah, serta mempunyai layanan purna jual cepat dan mudah. Ironisnya, dengan kondisi pasar yang semakin sulit ini, manajemen justru dituntut untuk meningkatkan laba perusahaan. Tidak ada pilihan lain, bahwa tuntutan itu hanya bisa dilakukan jika perusahaan mampu menurunkan biaya (cost reduction) dan menghilangkan proses-proses yang tidak memberikan nilai tambah.

Berbicara nilai tambah, makin banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi informatika terkini untuk meningkatkan kemampuan dan strategi penetrasi pasar. Tak ketinggalan teknologi big data.


Karena itu, Duniaindustri.com, sebuah startup khusus di segmen industri, berupaya untuk memfasilitas hal tersebut dengan terus mengupdate database industri. Selain itu, Duniaindustri.com juga meningkatkan pelayanan bagi pelanggan dan keamanan bertransaksi online dengan mengadopsi teknologi "easy digital download". Dengan teknologi ini, user atau pelanggan dapat dengan mudah bertransaksi serta mengakses database industri secara lebih cepat, praktis, kapanpun dan di manapun berada.


Saat ini lebih dari 169 data historis industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi, menjadi kumpulan database di duniaindustri.com.

Per awal April 2019, detektif industri juga dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur, komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com juga memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia.




Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini


Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 19 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 10 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market research dan kajian finansial, klik di sini

Market Trend Industri Semen di Semester I 2019

Penjualan semen secara nasional tercatat turun 3,68% menjadi 25,75 juta ton pada periode Januari-Mei 2019 dibanding periode yang sama 2018 sebesar 26,73 juta ton. Kontraksi penurunan pasar di Pulau Jawa dan Sumatera ikut mendorong pelemahan penjualan secara nasional.

Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang diperoleh tim Duniaindustri.com, penjualan semen di Pulau Jawa pada periode lima bulan 2019 turun 4,49% menjadi 14,4 juta ton dibanding periode yang sama 2018 sebesar 15,08 juta ton. Penurunan pasar di DKI Jakarta (-15,4%), Jawa Tengah (-13,26%), dan Jawa Timur (-6,13%) menjadi pemicu kontraksi penjualan di Pulau Jawa. Sementara kenaikan tajam pasar semen di Yogyakarta (+46,62%) belum mampu mengimbangi penurunan pasar di tiga provinsi utama di Pulau Jawa tersebut.

Di sisi lain, pasar semen di Sumatera turun 7,73% dari 5,77 juta ton menjadi 5,32 juta ton. Pasar semen di Kalimantan juga turun 1,75% menjadi 1,71 juta ton dari sebelumnya 1,74 juta ton.
Penjualan semen pada bulan Mei 2019 diketahui menunjukkan penurunan pasar yang lebih besar dibanding bulan sebelumnya. Jika pada bulan April 2019 penurunan pasar tercatat 8,65%, penjualan semen pada Mei 2019 anjlok 9,16%. Hal itu menandakan realisasi proyek infrastruktur pemerintah dan pembangunan sektor properti masih belum berjalan seperti yang diharapkan.

Dampak dari gelaran pemilu 2019, efek Lebaran, dan perlambatan ekonomi ikut mempengaruhi penjualan semen, menurut analisis Duniaindustri.com. Yang menarik, ekspor juga tidak mampu menjadi tumpuan saat pasar lokal melemah. Terbukti, pada bulan Mei 2019, ekspor semen justru anjlok 64,4% secara tahunan, sementara ekspor klinker turun 5,9%.

Sementara itu, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengkoreksi target pertumbuhan penjualan semen nasional tahun ini menjadi hanya 2%, dari target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 3%-4%. Penjualan semen 2019 diprediksi tidak akan sebagus tahun lalu, yang masih bisa tumbuh sebesar 4,5%.

Di sisi lain, meski terjadi kelebihan pasokan (oversupply) semen di pasar domestik, raksasa dari China tampaknya belum berhenti untuk melakukan ekspansi kapasitas baru. Informasi yang diperoleh Duniaindustri.com menyebutkan Grup Conch Cement secara proaktif mendorong pembangunan proyek di luar negeri.

Berdasarkan pengamatan tim duniaindustri.com, dua market leader existing yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) tidak henti-hentinya melakukan ekspansi untuk memperkuat genggaman pasar. Sementara market leader new comers yakni PT Conch Cement Indonesia juga tercatat paling agresif di antara pemain baru lainnya.

Ekspansi Conch Cement di luar negeri itu mencakup tiga proyek di Indonesia, yakni Merak (Banten), Sulawesi Utara, dan Papua. Tahap kedua dari proyek pabrik penggilingan (grinding mills) di Merak, Banten, telah selesai konstruksi dan segera dimasukkan ke dalam produksi. Sementara itu, konstruksi utama untuk proyek-proyek semen Keong Sulawesi Utara telah selesai dan diperkirakan proyek ini akan dioperasikan pada 2018.

Manajer Umum PT Conch South Kalimantan Cement, Yu Shui, mengatakan, pihaknya yakin bisa bersaing dan memenuhi kebutuhan semen di Kalimantan. “Kami harap dengan hadirnya semen Conch bisa mendukung pembangunan di Kabupaten Paser. Serta bisa memenuhi kebutuhan semen yang terus mengalami peningkatan,” kata Yu Shui.

Dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dan akan terus ditingkatkan dengan pembangunan beberapa pabrik lain, kata Yu Shui, Conch Group dipastikan menambah persaingan usaha semen di Indonesia. “Kami tengah membangun pabrik dengan kapasitas 3 juta ton per tahun di Manokwari, Papua Barat dan di area Pelabuhan Merak, Banten,” kata Yu Shui pada Kaltim Post.

Seperti diberitakan, setelah sukses melakukan proses produksi, perusahaan semen asal Tiongkok PT Conch South Kalimantan Cement yang berada di Desa Saradang, Tanjung Tabalong, Kalsel mulai melirik pasar Kaltim sebagai target perluasan pemasaran.(*/)

Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Senin, 29 Juli 2019

Dua Raksasa Otomotif Siapkan Puluhan Triliun Garap Mobil Listrik

Dua raksasa otomotif dunia, yakni Hyundai Motor Co dan Toyota Motor Corp, menyiapkan investasi puluhan triliun untuk mengembangkan mobil listrik di Indonesia. Minat investasi itu terutama didorong segera terbitnya regulasi mobil listrik di Indonesia.

Pemerintah seperti diketahui sedang merancang regulasi berupa peraturan presiden (perpres) mobil listrik. Aturan baru telah ditandatangan menteri keuangan dan akan segera dirilis.

Seiring dengan itu, Hyundai Motor Company akan membangun pabrik mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Tidak tanggung-tanggung, investasi yang disiapkan Hyundai mencapai US$ 1 miliar dolar AS atau setara Rp14 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan Hyundai berencana investasi US$ 1 miliar. “Itu angka investasi kira-kira, dan sudah dapat tanahnya di Karawang. Nanti November mereka akan tanda tangan di Seoul, Korea Selatan,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, penandatangan kesepakatan investasi akan disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Produsen mobil terbesar di Negeri Ginseng itu akan membangun pabrik mobil listrik yang semua proses perakitannya akan dilakukan di Indonesia.

Investasi satu miliar dolar AS akan digelontorkan secara bertahap untuk pembangunan pabrik di Karawang. Namun, ia belum bisa memastikan kapan peletakan batu pertama proyek tersebut bisa dilakukan. Yang pasti, saat ini pemerintah tengah mendorong agar ada percepatan penyelesaian perizinan investasinya. “Nanti dia (Hyundai) mau bikin dua pabrik, satu di situ (Karawang) dan kita tawarkan satu lagi di Jawa Tengah,” katanya.

Sementara itu, Toyota Motor Corp menyiapkan Rp28,3 triliun untuk mengembangkan mobil berteknologi hibrida di Indonesia. Rencana investasi tersebut disampaikan oleh President Toyota Motor Corp, Akio Toyoda, kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Osaka, Jepang.

Airlangga mengatakan investasi Toyota selaras dengan kebijakan pemerintah RI yang ingin mendorong pengembangan mobil bertenaga listrik yang akan dirangkum dalam dua peraturan pemerintah. Pertama, peraturan pemerintah mengenai percepatan kendaraan berbasis elektrik. Kedua, penerapan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk industri berbasis elektrik.

“PPnBM itu akan menjadi nol kalau berbasis kepada elektrik dan emisinya paling rendah,” ungkap Airlangga dalam siaran pers, Kamis (27/6).

Menperin menyampaikan bahwa Kemenperin bersama salah satu produsen otomotif Jepang telah melakukan studi pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik yang melibatkan enam perguruan tinggi di Indonesia.

“Dari hasil studi itu terlihat hybrid menjadi salah satu alternatif karena well to wheel. Ini dilihat juga ekosistem pembangkitan energi, mulai dari primary energy sampai kepada penggerak otomotif,” terangnya.

Kemenperin juga mendorong pengembangan  teknologi kendaraan listrik di dalam negeri termasuk pengembangan teknologi fuel cell.(*/berbagai sumber/tim redaksi 06 & 09/Safarudin)

Sumber: klik di sini

(Market database terlengkap, simak di bawah ini)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini