Indonesia
sebagai negara berkembang sangat membutuhkan pembangunan di bidang
infrastruktur utama, seperti infrastruktur fisik, logistik,
transportasi, listrik, dan telekomunikasi. Karena itu, tidak heran titik
fokus pemerintah saat ini masih berkutat pada sektor-sektor tersebut.
Untuk membedah data-data di sektor-sektor tersebut, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 10 data dan riset
terkait pertumbuhan, titik fokus, dan korelasi tiga sektor tersebut
terhadap pertumbuhan industri di negeri ini. Mari simak ulasannya
berikut ini:
1) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
2) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
3) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
4) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
5) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
6) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
7) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
8) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
9) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
10) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Berikut penjelasan detail dan outline per halaman:
A) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) ini dirilis Desember 2016 menampilkan riset komprehensif, kompilasi dan komparasi data, analisis, serta tren market size dan potensi pertumbuhan di Indonesia.
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
ini dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar
Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli. (halaman 2-4)
Potensi pasar di Indonesia dengan penduduk sekitar 255 juta jiwa
dipaparkan pada halaman 5-6.
Selanjutnya, ditampilkan
overview pasar seluler dan industri telekomunikasi Indonesia dengan
kondisi persaingan ketat, namun penetrasi SIM handphone terus meroket
tajam (halaman 7-9).
Pada halaman 10-11, disajikan 12
indikator pasar seluler di Indonesia periode 2010-2020, mulai dari
jumlah pelanggan seluler, penetrasi SIM handphone, hingga Average Revenue Per User (ARPU),
dan lainnya. Sejumlah indikator utama itu kemudian dikomparasi dengan
kondisi di negara lain (halaman 12-13). Data tersebut diperkuat dengan
analisis komparasi dan analisis tren di industri seluler dan
telekomunikasi di Indonesia (halaman 14-18).
Kemudian, peta persaingan dan analisis kompetisi
tiga pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia dijabarkan pada
halaman 19-26, meliputi pangsa pasar dari pendapatan, pangsa pasar dari
jumlah pelanggan, kinerja keuangan dan ARPU, traffic data, hingga
teknologi telekomunikasi.
Masuk ke pembahasan selanjutnya, duniaindustri.com
menampilkan market intelligent empat pemain telekomunikasi terbesar di
Indonesia, mulai dari pohon bisnis (segmentasi anak usaha), highlights
kinerja keuangan tiga tahun terakhir, peningkatan layanan data dan
internet, strategi bisnis ke depan, cakupan BTS dan kota, serta jumlah
pelanggan (halaman 27-56).
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) sebanyak 57 halaman pdf ini berasal dari BPS, sejumlah perusahaan seluler dan telekomunikasi di Indonesia, dan disajikan duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
B) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dirilis Oktober 2016 menampilkan data, tren pertumbuhan kebutuhan
listrik, proyeksi kebutuhan tambahan kapasitas, rasio elektrifikasi,
tren konsumsi listrik, komparasi elektrifikasi di ASEAN, dan lainnya.
Periode yang jadi fokus 2019-2019, bahkan untuk beberapa pembahasan
terdapat proyeksi hingga 2025.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia,
meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk,
tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk,
potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4) Data makro
ekonomi Indonesia ini dilengkapi dengan sebaran pertumbuhan ekonomi per
daerah dengan perhitungan rata-rata PDB 2010-2030 untuk melihat
daerah-daerah mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi
tertinggi. (halaman 5)
Kemudian, data ini menampilkan highlights
perkembangan sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan
kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi
listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta
konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman
6) Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan
listrik 2016 ditampilkan pada halaman 7.
Pada halaman 8,
ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik
periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan
usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman 9. Data
tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN
(halaman 10). Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per
daerah ditampilkan pada halaman 11, lengkap dengan tren nasional periode
2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio
elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 12, ditampilkan
infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas terpasang
tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta cadangan pasokan
listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut dilengkapi dengan
proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik, elastisitas, kebutuhan
tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 13)
Selanjutnya,
pada halaman 14 ditampilkan kebutuhan pengembangan pasokan listrik
periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, independent power producer
(IPP), PLN dan PLN system, serta total kebutuhan tambahan. Pada halaman
15 ditampilkan bauran energi primer dan bauran energi pembangkit listrik
dengan patokan realisasi 2013-2014 dan target 2025.
Pada
halaman 16-18, diulas landasan hukum pengembangan sistem
ketenagalistrikan nasional. Pada halaman 19, dipaparkan proyeksi
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
20-22, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman
23-24)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik
periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 25. Kebutuhan
tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 26. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi
periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman
27. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan
pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 28. Proyeksi biaya
pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada
halaman 29.
Terkait kebijakan pemerintah, payung hukum, dan arah
serta strategi pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada halaman
30-33. Sementara tantangan dan solusi pengembangan listrik ke depan
ditampilkan pada halaman 34-37.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
sebanyak 38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan listrik
terbesar di Indonesia, diolah duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
B) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
ini berisi data, kajian, analisis, laporan, dan outlook proyek-proyek
strategis di sektor infrastruktur di Indonesia. Berbagai proyek
infrastruktur, mulai dari proyek prioritas, proyek strategis, dan proyek
infrastruktur per provinsi ditampilkan dalam riset ini, dipadu dengan
analisis bisnis infrastruktur, market size transportasi dan logistik,
serta analisis anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di
Indonesia.
Riset
ini dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi
masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian
ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi
eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan
dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China
yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas
Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain
didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor
sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari
pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar
5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik
terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada
halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur
sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi
kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun
pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya
kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data
tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan
ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9,
terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur
dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk
pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana
pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan
(halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14
ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta
2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di
halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019.
Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan
per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta
ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini
diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor
transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar
sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan
pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp
2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi
Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di
2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan
logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini
berasal dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, dan diolah
duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
B) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
ini menampilkan ukuran pasar (market size) sektor transportasi dan
logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi
dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada
2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada
2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan
terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata
pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia
diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Sektor ini
tumbuh secara signifikan sejak 2009-2019. Pada 2009-2014, pertumbuhan
mencapai 13,7% CAGR dari hanya Rp 770 triliun pada 2009.
Segmen
pengangkutan laut masih mendominasi sebesar Rp 1.096,6 triliun di 2015,
disusul kereta api Rp 31,6 triliun, dan udara Rp 1,43 triliun. Segmen
pengangkutan laut diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013, 4,3% di 2014, dan 5,1%
pada 2015 secara volume. Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013,
8,5% di 2014, dan 7,5% pada 2015. Sementara pengangkutan melalui udara
naik 19,6% di 2013, 15,3% di 2014, dan 12,2% pada 2015. Sektor komoditas
menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik mengingat
besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 miliar.
Selain
itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial.
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Juga,
ditampilan infrastruktur jalan dan rel kereta yang menopang pergerakan
transportasi darat. Data ini juga dilengkapi infrastruktur coastal
shipping, Trans Sumatera Railways, rel kereta api perkotaan, high speed
train network hingga 2030.
Tidak ketinggalan, data ini
menampilkan rasio biaya logistik dari berbagai sektor industri di
Indonesia, misalnya untuk industri pengolahan makanan rasio biaya
logistik terhadap input mencapai 35%. Terdapat 24 cabang industri yang
memiliki rasio biaya logistik terhadap input yang cukup tinggi.
Data
sebanyak 33 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, sejumlah riset
perusahaan asing antara lain Frost & Sullivan, dan diolah
duniaindustri.com.
Download database industri
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada
duniaindustri.com.(*)
C) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
ini menampilkan proyeksi pasar sektor transportasi dan logistik
2014-2018. Pada 2013, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi
Rp 1.583 triliun dengan pertumbuhan 14,5%, naik rata-rata 15% sehingga
mencapai Rp 3.185 triliun di 2018. Segmen pengangkutan laut masih
mendominasi sebesar Rp 1.000,6 triliun di 2013, disusul kereta api Rp
26,8 triliun, dan udara Rp 1,16 triliun. Segmen pengangkutan laut
diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013 dan 4,3% di 2014 secara volume.
Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013 dan 8,5% di 2014. Sementara
pengangkutan melalui udara naik 19,6% di 2013 dan 15,3% di 2014. Sektor
komoditas menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik
mengingat besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4
miliar. Data sebanyak 24 halaman ini berasal dari Asosiasi Logistik
Indonesia, sejumlah riset perusahaan asing antara lain Frost &
Sullivan, dan diolah duniaindustri.com.(*)
D) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
ini menampilkan tren nilai investasi asing dan domestik dikaitkan
dengan kebutuhan lahan industri di Indonesia. Secara kaidah baku, setiap
investasi manufaktur Rp 1 triliun butuh lahan di kawasan industri
setara 12,5 hektare. Selain itu, data ini menampilkan proyeksi kebutuhan
lahan di kawasan industri 2013-2020. Data ini juga menggambarkan total
lahan di kawasan industri yang tersisa saat ini dan proyeksi
ketersediaannya.
Di samping itu ditampilkan penjualan
10 besar kawasan industri di Indonesia, tren keseimbangan pasokan dan
permintaan, tren harga jual lahan di kawasan industri di berbagai kota
di Indonesia 2006-2012. Perbandingan harga jual lahan di kawasan
industri di Indonesia juga dibandingkan dengan 11 negara lain di dunia.
Penyebaran kawasan industri di luar Pulau Jawa, komposisi peran
pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kawasan industri. Data ini
juga menggambarkan program pemerintah dalam mengembangkan kawasan
industri di koridor Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan sektor
industri sasarannya. Data berisi 41 halaman ini dibuat oleh Kementerian
Perindustrian dan diolah duniaindustri.com.(*)
E) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
ini menampilkan berbagai data mengenai sasaran dan akselerasi
industrialisasi tahun 2012-2014. Selain itu, daya saing logistik
Indonesia dibanding dengan negara Asia dan secara global. Juga, rasio
biaya logistik terhadap semua jenis industri seperti industri makanan,
minuman, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, baja, mesin, dan
pengilangan minyak bumi. Di samping itu, dijabarkan rencana interkoneksi
KEK Sei Mangkei, hub port Bitung.(*)
F) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
ini menampilkan berbagai proyek investasi infrastruktur pemerintah baik
yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan pada periode 2013-2030.
Dimulai dari data Investasi Infrastruktur Transportasi (selain jalan)
di Masing-masing Koridor Ekonomi, Rencana Pengembangan Bandara-bandara
Komersial Oleh AP I & AP II, Pembangunan 24 Bandar Udara Baru
(APBN), Sebaran bandara tahun 2030, Struktur Pelabuhan Indonesia, daftar
pelabuhan pemerintah yang beroperasi tahun 2013, Pembangunan Jalur
Ganda KA Jawa, Pengembangan Coastal Shipping Di Pantura, Rencana
Pengembangan Trans Sumatera Railways, Jaringan perkeretaapian tahun
2030, Pembangunan Trans Maluku. Data berisi 16 halaman ini berasal dari
Kementerian Perhubungan, Kadin, Pelindo, diolah duniaindustri.com.(*)
G) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
ini menampilkan Persebaran PDB Indonesia per Daerah, Urban Area, dan
Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030). Data terbaru yang dirilis
Oktober 2013 ini berasal dari Kementerian Perhubungan, asosiasi terkait,
serta BPS.(*)
H) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
ini menampilkan analisis komprehensif tentang rasio biaya logistik
terhadap biaya penjualan di Indonesia dibanding negara maju, porsi biaya
transportasi (meliputi transportasi darat, laut, dan udara),
perbandingan biaya logistik di Indonesia Barat dan Timur, dwelling time
and logistic cost, dan lainnya. Data yang berisi 9 halaman dan dibuat
Oktober 2013 ini disusun Kementerian Perdagangan dan dikompilasi oleh duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
Butuh data lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
Cari content provider profesional, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar