Kelebihan pasokan semen di Indonesia pada 2018 diestimasi naik menjadi 38% dari kapasitas nasional,
cenderung meningkat dari level 37% pada 2016. Menurut Dirjen Industri
Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit
Dwiwahjono, kelebihan pasokan semen terjadi karena pertumbuhan kapasitas
produksi melampaui kebutuhan dalam negeri.
"Persaingan industri
semen akan semakin ketat, mengingat kapasitas produksi semen di
Indonesia pada 2018 diperkirakan mencapai 106,3 juta ton, atau melebihi
38% dari kebutuhan nasional sebesar 66,2 juta ton," ujar Achmad Sigit,
di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, perkiraan kelebihan pasokan semen
pada 2018 lebih tinggi dibanding 2016. Tahun lalu, kapasitas produksi
semen di Indonesia sebesar 95,5 juta ton, atau telah melebihi kebutuhan
dalam negeri sebesar 60 juta ton. "Jadi ada selisih 35,5 juta ton atau
37% dari kapasitas yang merupakan kelebihan pasokan," paparnya.
Duniaindustri.com
menilai kelebihan pasokan semen itu terjadi seiring dengan gencarnya
investasi pabrik baru baik dari pemain existing maupun pemain baru (new
comer). Sementara pertumbuhan kebutuhan semen di Indonesia justru
melambat akibat tekanan perlambatan ekonomi nasional serta stagnansi
industri properti dan konstruksi.
Kelebihan pasokan semen sekitar
38% dari kapasitas 2018 terpaut cukup jauh dari posisi 2015 yang hanya
oversupply sebesar 24% dari total kapasitas nasional, menurut perhitungan duniaindustri.com.
Periode Kritis
Industri semen di Indonesia akan memasuki periode kritis pada 2015-2020 seiring dengan kelebihan pasokan (oversupply)
dengan hadirnya pemain baru, pelemahan permintaan domestik, serta
kelesuan perekonomian nasional. Perusahaan yang tidak mampu bersaing
diperkirakan akan mengalami kemunduran drastis hingga terancam bangkrut.
Pembangunan
pabrik baru oleh pemain existing dan pemain baru semen mendorong
investasi di industri ini mencapai Rp 15 triliun sepanjang 2016. Meski
demikian, konsumsi semen per kapita di Indonesia yang masih rendah
dibanding negara-negara tetangga tetap memberikan prospek positif bagi
industri ini.
"Konsumsi semen per kapita nasional saat ini
sekitar 243 kg per kapita," kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto lewat siaran pers.
Jika dibandingkan dengan
negara-negara tetangga, konsumsi semen per kapita di Malaysia sebesar
751 kg per kapita, Thailand sebesar 443 kg per kapita dan Vietnam
sebesar 661 kg per kapita. Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus
mendorong penggunaan semen dalam negeri pada program pembangunan
infrastruktur yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Kami akan
berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat serta instansi lainnya, sehingga diharapkan
utilisasi industri semen nasional dapat ditingkatkan," jelas Airlangga.
Ia menegaskan Kemenperin berkomitmen untuk menjaga iklim usaha tetap
kondusif sehingga industri semen nasional dapat berkembang.
Upaya
yang dilakukan, antara lain dengan mengendalikan impor semen maupun
klinker, mendorong diversifikasi produk barang-barang dari semen, serta
penerapan dan penegakan Standar Nasional Indonesia (SNI) semen secara
wajib maupun pengembangannya.
"Selain itu, kami juga meminta
kepada pelaku industri semen nasional agar terus membangun budaya
inovasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan
yang semakin ketat baik di tingkat regional maupun internasional,"
paparnya.(*)
Sumber: di sini
* Butuh riset pasar dan database semen, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar