Tim Duniaindustri.com mencoba menyoroti perkembangan aktual iklim usaha di negeri ini, seiring adanya ekspektasi titik balik (rebound) market demand pasca pandemi. Hasil survei Bank Indonesia (BI) terkait penjualan eceran yang mengisyaratkan ekspektasi kenaikan penjualan pada Oktober 2020, direspons positif oleh pelaku industri. Sejumlah pelaku industri mengakui adanya pertumbuhan market demand meski secara bertahap.
Tim Duniaindustri.com menilai pemulihan dari sisi produksi akan mendahului sisi market demand. Alasannya, ketika sisi produksi mulai bergerak stabil dengan utilisasi yang mencapai tingkat keekonomian, pelaku industri dapat bergerak secara leluasa untuk memulai program promosi, memberikan gimmick lebih besar, untuk mendongkrak penjualan secara volume. Hal ini wajar terjadi untuk mengkompensasi penurunan yang terjadi selama pandemi. Di sinilah titik krusial pemulihan akan dimulai, ketika pelaku industri berupaya keras untuk mengisi celah pasar pasca pandemi, minimal agar tidak diserobot pemain lain atau justru produk impor.
Saat mampu mengoptimalkan celah pasar, menurut tim Duniaindustri.com, pelaku industri dapat leluasa menata sisi produksi, mengatur pasokan bahan baku, dan akhirnya menggenjot kapasitas menuju optimal. Tanpa mengisi celah pasar yang ada, pemulihan di sisi produksi akan berlangsung lama dan berpotensi membuka ruang bagi produk kompetitor ataupun produk impor.
Momentum tersebut, lanjut analisis tim Duniaindustri.com, seiring dengan sejumlah sentimen positif yang mulai mewarnai di pekan lalu, seperti penurunan suku bunga acuan, momen Idul Adha, serta berbagai program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Jika mengacu pada hasil survei penjualan eceran yang dirilis oleh Bank Indonesia, penjualan eceran diprediksi meningkat pada Oktober 2020. Dengan demikian, tersisa tiga bulan di kuartal III (Juli-September) 2020 saat pemulihan sisi produksi dan demand mulai merangkak naik. Mengutip hasil survei penjualan eceran BI, di sisi lain penjualan eceran pada 6 bulan mendatang (Oktober 2020) diperkirakan meningkat dengan indeks 146,3 lebih tinggi dibandingkan 145,5 pada bulan sebelumnya, seiring aktivitas perekonomian yang diperkirakan mulai pulih sejalan dengan rencana penerapan new normal.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan salah satu cara yang bisa ditempuh pemerintah untuk segera memulihkan perekonomian nasional--meskipun di tengah pandemi corona--adalah dengan menciptakan permintaan sendiri. Dengan adanya permintaan yang tinggi, maka industri dalam negeri termasuk UMKM bisa bergerak untuk memproduksi produk-produk yang diinginkan pasar secara masif.
Agus menegaskan bahwa gejolak ekonomi yang terjadi akibat wabah corona ini semata-mata bukan karena sisi suplai yang terganggu. Menurutnya, gangguan sisi suplai hanya bersifat sementara, khususnya di awal saat pandemi corona mulai menyerang Indonesia.
"Sejak awal munculnya covid-19 masalahnya sebenarnya bukan di supply side, itu hanya sementara aja ketika China lockdown banyak bahan baku tidak bisa dikirim. Kemudian kami melakukan assesment ternyata bahwa masalah utama adalah demand shock atau demand side-nya," kata Agus Gumiwang.
Karena itu, lanjut Menperin, perlu upaya bersama dengan berbagai pihak untuk dapat membangkitkan optimisme dan minat beli masyarakat agar segera tercipta. Dengan begitu akan terjadi titik keseimbangan antara sisi suplai dan sisi permintaan sehingga perekonomian secara bertahap bisa kembali stabil.
Ditegaskannya bahwa pemerintah dan swasta serta seluruh pemangku kepentingan harus bersama-sama menciptakan pasar dan permintaan sendiri. Cara ini diyakini efektif untuk mempercepat program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Beberapa kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk dapat menciptakan demand atau daya beli tersebut adalah melalui program bantuan sosial (bansos), bantuan program keluarga harapan (PKH) dan lainnya.
Agus juga menegaskan bahwa pemerintah akan mengupayakan seoptimal mungkin agar demand side tersebut bisa dipenuhi oleh produk-produk buatan dalam negeri. Kalaupun ada beberapa produk impor akan diupayakan jumlahnya sedikit agar industri dalam negeri bisa terangkat.
"Demand yang sangat kecil itu harus sepenuhnya dinikmati oleh produk-produk dalam negeri, kami sekarang sedang berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga untuk merumuskan kebijakan pengendalian impor. Nah ini butuh dukungan dan sinergi dari semua pihak," jelasnya.(*/tim redaksi 09 & 10/Safarudin/Indra)
Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 185 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar