Industri
baja menjadi salah satu sektor yang memiliki peranan penting bagi
perekonomian nasional, mengingat kebutuhan baja untuk infrastruktur,
konstruksi, properti, dan sektor lainnya. Industri baja merupakan induk
seluruh industri (mother industry) yang
memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan industri manufaktur di
Indonesia. Bagaimana rekam jejak industri ini, siapa market leader, tren
pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan
berikut ini:
1) Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
2) Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
3) Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
4) Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia
5) Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir)
6) Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)
Berikut penjelasan detail masing-masing data/riset:
1) Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
yang dirilis September 2016 ini menampilkan riset independen, data,
analisis, kajian, dan outlook terkait tren harga baja dari hulu (bahan
baku) hingga hilir. Selain itu, dilengkapi dengan tren pasar baja di
Indonesia, tren konsumsi baja dan produksi baja serta ketergantungan
impor, nilai pasar (market size) industri baja nasional, pangsa pasar
produsen baja per segmen, tren harga baja global dan harga baja lokal,
profil singkat market leader di industri baja Indonesia, serta prospek
dan tantangan industi ini ke depan.
Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
ini dimulai dari dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi
Indonesia, meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi
penduduk, tren konsumen kelas menengah, potensi pasar lokal, serta tren
PDB per kapita. (halaman 2-4)
Kemudian, pada halaman 4-6
ditampilkan highlights industri baja nasional berisi sejarah dan rekam
jejak industri ini sejak 50 tahun ke belakang. Sebagai gambaran,
industri baja merupakan industri strategis. Sektor ini memainkan peran
utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai
bidang mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan,
jaringan listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin
pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi
(kapal laut, kereta api & relnya, otomotif), manufaktur (elektronik,
permesinan, turbin dan pembangkit), hingga persenjataan. Atas perannya
yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja layak disebut
mother industry (ibu dari industri).(profil ringkas halaman 3-6)
Pada
halaman 7 ditampilkan chart (infografik) terkait struktur industri baja
nasional mulai dari pertambangan bijih besi, pengolahan pellet, iron
making, steel making, hingga produk jadi.
Selanjutnya, masuk
ke pembahasan detail mengenai riset dan analisis tren harga baja
2010-2016, terutama harga baja hulu (scrap), baja midstream (hot rolled
coils/HRC), dan baja hilir (pelat timah/tin plate dan pipa baja) pada
halaman 8-13. Tren harga baja yang berfluktuasi secara cepat sepanjang
2016 disajikan pada halaman 8-9, kemudian periode 2015 pada halaman
10-11, dan rekapitulasi serta analisis pada halaman 12-13. Faktor-faktor
seperti tren perkembangan industri baja global, dari mulai tren
penurunan harga jual hingga level terendah di akhir 2015 hingga
permintaan (demand) di China yang anjlok sehingga mengakibatkan
oversupply serta tren harga baja ekspor China dan harga impor baja ASEAN
menjadi referensi riset tren harga baja oleh duniaindustri.com.
Di
halaman 14, ditampilkan tren konsumsi produk baja akhir di Indonesia
yang pada 2014 mencapai 12,9 juta ton, sementara produksi baja lokal
hanya 5,5 juta ton, sehingga terjadi defisit pasokan sekitar 7,4 juta
ton yang masih bergantung impor. Juga dijelaskan sejumlah katalis atau
faktor pendorong konsumsi produk baja di Indonesia.
Sementara menurut kompilasi data yang diperoleh duniaindustri.com,
konsumsi produk baja di Indonesia pada 2015 diestimasi 15,3 juta ton,
naik dari tahun sebelumnya 14,2 juta ton. (halaman 15) Secara khusus,
duniaindustri.com membuat riset terkait pasar baja lokal untuk proyeksi
2016-2017 disertai dengan tren produksi periode 2007-2017 pada halaman
16.
Di halaman 17, duniaindustri.com
menampilkan hasil riset terkait nilai pasar (market size) industri baja
di Indonesia yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi nasional serta
rata-rata harga baja global. Pada 2017, menurut perhitungan
duniaindustri.com, total market size industri baja nasional diperkirakan
mencapai US$ 7,7 miliar. Di halaman 18, ditampilkan infografik terkait
utilisasi pabrik baja di Indonesia mulai dari iron makin, steel making,
rolling mill, pipe making, galvanizing mill, nails, wires, bolds &
nuts, coil centers, lengkap dengan kapasitas produksi nasional.
Pada
halaman 19, ditampilkan infografik terkait konsumsi baja per segmen
dari bahan baku, bahan setengah jadi, hingga produk hilir. Data itu
dilengkapi dengan tren pangsa pasar market leader di segmen HRC, CRC,
dan wire rod serta tota permintaan pasar lokal pada halaman 20. Pada
halaman 21, dijelaskan potensi bahan baku iron ore, sponge iron,
slab/billet serta potensi cadangan pasokan di Indonesia.
Selanjutnya, duniaindustri.com
membuat riset market intelligence terkait market leader baja (HRC dan
pipa baja), dari mulai profil perusahaan, kinerja keuangan, strategi
pemasaran, segmentasi penjualan, fokus pasar, strategi ekspansi, tren
produksi dan penjualan, cakupan distribusi, serta denah lokasi pabrik
pada halaman 22-35.
Di samping itu, dijabarkan juga tantangan
utama serta kendala terbesar pengembangan industri baja nasional pada
halaman 36-37. Juga, ditampilkan arah dan strategi regulasi pemerintah
ke depan pada halaman 38.
Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
sebanyak 39 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan
dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Indonesia
Iron and Steel Industry Association (IISIA), middle east steel, BPS, WHO
dan Bank Dunia, dan sejumlah perusahaan baja di Indonesia. Indeks data industri
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form.
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
2) Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
ini menampilkan riset independen, data, analisis, kajian, dan outlook
secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri baja di
Indonesia, mencakup highlights, tren pasar baja di Indonesia, tren
konsumsi baja dan produksi baja serta ketergantungan impor, nilai pasar
(market size) industri baja nasional, pangsa pasar produsen baja per
segmen, tren harga baja global dan harga baja lokal, profil singkat
market leader di industri baja Indonesia, serta prospek dan tantangan
industi ini ke depan.
Sebagai gambaran, industri baja
merupakan industri strategis. Sektor ini memainkan peran utama dalam
memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang
mulai dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan
listrik & telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan
material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut,
kereta api & relnya, otomotif), manufaktur (elektronik, permesinan,
turbin dan pembangkit), hingga persenjataan. Atas perannya yang sangat
penting tersebut, keberadaan industri baja layak disebut mother industry
(ibu dari industri).(profil ringkas halaman 3-6)
Pada
halaman 7 ditampilkan chart (infografik) terkait struktur industri baja
nasional mulai dari pertambangan bijih besi, pengolahan pellet, iron
making, steel making, hingga produk jadi. Di halaman 8, ditampilkan tren
perkembangan industri baja global, dari mulai tren penurunan harga jual
hingga level terendah di akhir 2015 hingga permintaan (demand) di China
yang anjlok sehingga mengakibatkan oversupply. Juga ditampilkan tren
harga baja ekspor China dan harga impor baja ASEAN.
Di
halaman 9, ditampilkan tren konsumsi produk baja akhir di Indonesia yang
pada 2014 mencapai 12,9 juta ton, sementara produksi baja lokal hanya
5,5 juta ton, sehingga terjadi defisit pasokan sekitar 7,4 juta ton yang
masih bergantung impor. Juga dijelaskan sejumlah katalis atau faktor
pendorong konsumsi produk baja di Indonesia.
Sementara
menurut kompilasi data yang diperoleh duniaindustri.com, konsumsi produk
baja di Indonesia pada 2015 diestimasi 15,3 juta ton, naik dari tahun
sebelumnya 14,2 juta ton. (halaman 10) Secara khusus, duniaindustri.com
membuat riset terkait pasar baja lokal untuk proyeksi 2016-2017 disertai
dengan tren produksi periode 2007-2017. (halaman 11).
Di
halaman 12, duniaindustri.com menampilkan hasil riset terkait nilai
pasar (market size) industri baja di Indonesia yang dihitung berdasarkan
tingkat konsumsi nasional serta rata-rata harga baja global. Pada 2017,
menurut perhitungan duniaindustri.com, total market size industri baja
nasional diperkirakan mencapai US$ 7,7 miliar. Di halaman 13,
ditampilkan infografik terkait utilisasi pabrik baja di Indonesia mulai
dari iron makin, steel making, rolling mill, pipe making, galvanizing
mill, nails, wires, bolds & nuts, coil centers, lengkap dengan
kapasitas produksi nasional.
Di halaman 14, ditampilkan
tren harga baja dunia yang mulai menunjukkan rebound pada
Februari-Maret 2016. Tren harga baja hulu dan baja hilir juga dipaparkan
lebih detail di halaman 15. Sedangkan konsumsi baja per segmen
ditampilkan lebih detail dalam tabel di halaman 16. Sementara di halaman
19-30 ditampilkan profil singkat market leader di industri baja hulu
dan hilir di Indonesia, lengkap dengan kinerja keuangan dan kapasitas
produksinya.
Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
sebanyak 36 halaman ini berasal dari riset duniaindustri.com dengan
dukungan data yang berasal dari Kementerian Perindustrian, Indonesia
Iron and Steel Industry Association (IISIA), BPS, WHO dan Bank Dunia,
dan sejumlah perusahaan baja di Indonesia. Indeks data industri
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan.(*)
3) Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
ini menampilkan analisis sejarah industri baja dari 1960-an sampai
2014, ketergantungan impor masih menjadi kendala utama sehingga defisit
pasokan baja lokal berlanjut hingga 2014. Juga ditampilkan profil
industri baja Indonesia dan prospek ke depan. Analisis itu dilengkapi
dengan data perbandingan konsumsi dan produksi baja periode 2000-2014,
konsumsi baja per segmen, konsumsi baja per kapita, utilisasi industri
baja nasional, tren harga baja di pasar internasional, dan pemimpin
pasar baja Indonesia (HRC, CRC, dan wire rod).
Selain
itu, ditampilkan data bahan baku bijih besi, pohon industri baja, dan
perkembangan investasi industri hulu baja. Ditambah lagi, data produksi
dan konsumsi baja Indonesia dibanding negara-negara ASEAN. Data dan
analisis komprehensif yang berjumlah 25 halaman ini merupakan hasil
kompilasi tim riset Duniaindustri.com, berasal dari Kementerian
Perindustrian, Asosiasi Industri Baja Indonesia (IISIA), Asoasiasi
Industri Baja ASEAN (SEAISI), serta sejumlah produsen baja terbesar di
Indonesia.(*)
4) Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia ini
menampilkan pohon industri baja, mulai dari yang telah diproduksi lokal
maupun yang masih diimpor, volume produksi, nilai PPN & PPh, jumlah
tenaga kerja, konsumsi baja hulu-hilir, konsumsi baja per kapita,
utilisasi kapasitas produksi, perbandingan kapasitas terpasang negara
Asean, hingga dampak perdagangan bebas. Data
sebanyak 26 halaman ini berasal dari Asosiasi Produsen Baja (Indonesian
Iron and Steel Industry Association/IISIA), Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan, BPS.(*)
5) Data Permintaan Baja di Indonesia.
Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir) ini
menggambarkan perkembangan permintaan baja, defisit pasokan baja lokal,
serta tren harga bahan baku dan gas sebagai penunjang industri baja
nasional. Periode yang ditampilkan sepuluh tahun terakhir.(*)
6) Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)
ini berisi produksi dan pangsa pasar empat pemain besar di industri
baja canai panas, antara lain PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Gunung
Raja Paksi, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), dan PT Jayapari Steel
Tbk (JPRS).(*)
Sumber: di sini
* Butuh data lebih spesifik, ingin request data/riset, klik di sini
** Butuh content provider profesional, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar