Meski
banyak pro dan kontra menghinggapi sektor industri ini, tetap saja
industri rokok menggenggam pasar yang begitu besar di Indonesia.
Diestimasikan nilai pasar (market size) industri ini pada 2014 mencapai
Rp 218-220 triliun dengan angka produksi sekitar 314 miliar batang. Wow
bukan.
Untuk
mengulas industri rokok lebih dalam, mulai dari volume produksi, pangsa
pasar merek-merek (brand) rokok di Indonesia, nilai pasar (market size)
industri, konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, pemimpin
pasar, para pemain terbesar, pangsa pasar segmen rokok, dan kinerja
produksi serta keuangan para pemain rokok di negeri ini, dan tidak
ketinggalan strategi top 3 market leader di industri rokok,
duniaindustri.com menghimpun sedikitnya empat data dan riset industri khusus rokok di Indonesia.
Yuk kita simak ulasannya, berikut ini:
1) Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
2) Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
3) Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
4) Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
Berikut uraian lengkapnya:
1) Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok) ini dirilis November 2016 menampilkan riset independen, data komprehensif, analisis, serta kompetisi pangsa pasar di industri rokok
di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari tren volume
produksi enam perusahaan terbesar, nilai pasar industri, jumlah
perusahaan, tren konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok,
serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara.
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar
Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli, serta
segmentasi konsumen kelas menengah di Indonesia. (halaman 2-4)
Kemudian,
masuk ke pembahasan inti dari riset ini yakni tren produksi rokok di
Indonesia periode 2005-2016 (halaman 5-6). Lebih spesifik, riset ini
menampilkan tren produksi rokok dari enam perusahaan pemimpin pasar
periode 2005-2016 (halaman 7-8).
Data
tersebut diperkuat dengan komparasi antara produksi dan konsumsi rokok
di Indonesia periode 2013-2015 (halaman 9). Juga, data tersebut
dilengkapi dengan tren produksi industri periode 2011-2015, nilai pasar
(market size) industri rokok 2014-2016, serta perkembangan jumlah,
produksi, dan cukai rokok 2007-2011 pada halaman 10.
Tren
pasar rokok juga dibedah secara lebih detail untuk melihat perubahan
segmen sigaret putih mesin (SPM), sigaret kretek tangan (SKT), dan
sigaret kretek mesin (SKM) periode 2014-2016 pada halaman 11.
Selanjutnya, tren konsumsi rokok disajikan dengan tabel yang menarik
untuk periode 2006-2013 serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara
periode 2014, pada halaman 12. Tren pertumbuhan volume rokok nasional
juga dipaparkan lebih detail pada halaman 13, dengan penjabaran per
segmen rokok.
Beralih ke pembahasan kompetisi pasar,
pada halaman 14-16 dijabarkan tren pemimpin pasar industri rokok
Indonesia sejak 1979-2015 beserta analisisnya. Tahun 2005 merupakan
tahun bersejarah bagi industri rokok karena terjadi pergeseran market
leader di industri ini.
Pada halaman 17 dijabarkan
jumlah perokok di Indonesia periode 1995-2016, posisi jumlah konsumen
rokok di Indonesia di antara negara-negara di dunia. Data itu diperkuat
dengan tren proporsi genre konsumen perokok (pria dan wanita) dikaitkan
dengan tren pertumbuhan penduduk berdasarkan kelamin pada halaman 18.
Pada halaman 19 ditampilkan ekspor-impor rokok berdasarkan nomor HS
periode 2008-2011.
Beranjak ke pembahasan market leader
brand rokok, riset ini menampilkan tren pangsa pasar rokok per merek
periode 2012-2015 halaman 20-27. Pembahasan market intelligence
terkait jaringan distribusi dan strategi distribusi market leader
dipaparkan pada halaman 28-29. Kinerja keuangan market leader
ditampilkan pada halaman 30-32.
Market intelligence
juga ditampilkan untuk tiga perusahaan rokok penguasa pasar terkait
kinerja pangsa pasar (market share), tren produksi, kinerja keuangan,
dan jaringan distribusi pada halaman 33-44.
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
sebanyak 45 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian,
Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di
Indonesia, dan diolah duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
2) Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
ini menampilkan riset independen, data dan outlook secara komprehensif
terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan brand (merek) rokok
di Indonesia, mulai dari volume produksi, pangsa pasar merek-merek
(brand) rokok di Indonesia, nilai pasar (market size) industri, konsumsi
rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, pemimpin pasar, para pemain
terbesar, pangsa pasar segmen rokok, dan kinerja produksi serta keuangan
para pemain rokok di negeri ini, dan tidak ketinggalan strategi top 3 market leader di industri rokok.
Volume
produksi rokok pada 2015 diperkirakan tumbuh tipis dibanding 2014, dari
314 miliar batang menjadi 315 miliar batang, dengan nilai pasar
industri (market size) diestimasi Rp 222,7 triliun – Rp 224,2 triliun
pada 2015. Data ini juga menampilkan proyeksi dan outlook 2016.
Selain
itu, ditampilkan tren pemimpin pasar industri rokok di Indonesia dari
1979-2015. Sejak 1989-2007, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mendominasi pasar
dengan pangsa sekitar 28%-47%. Namun sejak kuartal I 2007, PT HM
Sampoerna Tbk (HMSP) dengan dukungan Philip Morris menggeser Gudang
Garam dan merajai industri rokok nasional. Pada 2010, market share HM
Sampoerna sebesar 30,9% dan pada 2015 sekitar 35,2%. Juga ditampilkan
pangsa pasar pemain lainnya.
Ikut ditampilkan tren
pertumbuhan pangsa pasar segmen rokok, dengan pertumbuhan tertinggi
dicapai sigaret kretek mesin (SKM) LTN dan SKM FF, sementara sigaret
kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM) cenderung menurun.
Secara khusus, riset persaingan brand rokok ini menampilkan top 10 market leader brand (merek) rokok di Indonesia berdasarkan penjualan, perubahan pangsa pasar 2014 dan 2015, tren perkembangan pangsa sejak 1979 hingga 2015. Duniaindustri.com
juga membuat riset terkait brand equity market leader brand rokok di
Indonesia, dari mulai tren penjualan dikaitkan dengan biaya iklan dan
promosi yang dihabiskan.
HM Sampoerna
pemimpin pasar rokok di Indonesia memiliki merek produk yang kuat dan
cenderung mendominasi pasar. HM Sampoerna merajai di segmen SKM 31%, SKT
39%, dan SPM 81%. Ikut dibedah, pangsa pasar produk HM Sampoerna yakni A
Mild, Dji Sam Soe, Malboro, U mild, dan Sampoerna Kretek.
Selain
HM Sampoerna, ikut ditampilkan data-data terkait PT Gudang Garam Tbk
(GGRM), PT Bentoel International investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak
Inti Makmur Tbk (WIIM). Di samping pangsa pasar merek produk, juga
diulas, fasilitas produksi, jalur pemasaran dan distribusi, tren
penjualan dan pendapatan serta laba (EBITDA), serta kenaikan cukai 2015.
Data
sebanyak 28 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian,
Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di
Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru
di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai
kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah
didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik
beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
3) Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh
informasi mengenai industri rokok di Indonesia, mulai dari volume
produksi, nilai pasar industri, jumlah perusahaan, cukai, konsumsi
rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, harga rata-rata rokok di Asia
Tenggara, tren pertumbuhan volume, kebutuhan bahan baku, hingga
pemimpin pasar, para pemain terbesar, pangsa pasar merek rokok, pangsa
pasar segmen rokok, dan kinerja produksi serta keuangan para pemain
rokok di negeri ini.
Volume produksi rokok pada 2015
diperkirakan tumbuh tipis dibanding 2014, dari 314 miliar batang menjadi
315 miliar batang, dengan nilai pasar industri (market size) diestimasi
Rp 222,7 triliun – Rp 224,2 triliun pada 2015. Data ini juga
menampilkan proyeksi dan outlook 2016.
Sementara
konsumsi rokok di Indonesia meningkat rata-rata per tahun (CAGR) sebesar
6% periode 2008-2014. Harga rokok di Indonesia paling rendah di kawasan
Asia Tenggara sebesar US$ 1,4 per pack rokok. Juga dipaparkan tren
pertumbuhan volume serta kebutuhan cengkeh industri rokok nasional.
Saat
ini jumlah perokok di Indonesia pada 2015 mencapai 62,7 juta jiwa
dengan rasio 63% dari seluruh pria merupakan perokok, sedangkan 5%
wanita merupakan perokok.
Selain itu, ditampilkan tren pemimpin pasar industri rokok
di Indonesia dari 1979-2015. Sejak 1989-2007, PT Gudang Garam Tbk
(GGRM) mendominasi pasar dengan pangsa sekitar 28%-47%. Namun sejak
kuartal I 2007, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan dukungan Philip Morris
menggeser Gudang Garam dan merajai industri rokok nasional. Pada 2010,
market share HM Sampoerna sebesar 30,9% dan pada 2015 sekitar 35,2%.
Juga ditampilkan pangsa pasar pemain lainnya.
Ikut
ditampilkan tren pertumbuhan pangsa pasar segmen rokok, dengan
pertumbuhan tertinggi dicapai sigaret kretek mesin (SKM) LTN dan SKM FF,
sementara sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM)
cenderung menurun.
Secara khusus data ini menampilkan data dan informasi spesifik
terkait 4 pemain besar di industri rokok di Indonesia, mulai dari
sejarah, line up (portofolio) produk, hingga pangsa pasar produk/merek
rokok. HM Sampoerna pemimpin pasar rokok di Indonesia memiliki merek
produk yang kuat dan cenderung mendominasi pasar. HM Sampoerna merajai
di segmen SKM 31%, SKT 39%, dan SPM 81%. Ikut dibedah, pangsa pasar
produk HM Sampoerna yakni A Mild, Dji Sam Soe, Malboro, U mild, dan
Sampoerna Kretek.
Selain
HM Sampoerna, ikut ditampilkan data-data terkait PT Gudang Garam Tbk
(GGRM), PT Bentoel International investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak
Inti Makmur Tbk (WIIM). Di samping pangsa pasar merek produk, juga
diulas, fasilitas produksi, jalur pemasaran dan distribusi, tren
penjualan dan pendapatan serta laba (EBITDA), serta kenaikan cukai 2015.
Data
sebanyak 39 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian,
Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di
Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Download database industri merupakan fitur terbaru
di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai
kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah
didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik
beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
4) Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
ini mencakup nilai penjualan, produksi, dan pangsa pasar 4 perusahaan
rokok terbesar di Indonesia (periode tujuh tahun terakhir). Keempat
perusahaan rokok itu adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam
Tbk (GGRM), PT Djarum, dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk
(RMBA).(*)
Sumber: di sini
Mau lihat database versi lengkap, klik di sini
* Butuh data lebih spesifik, mau request data/riset, klik di sini
** Butuh copywriter profesional, klik di sini
*** Butuh content provider, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar