Penjualan semen
di Sulawesi di semester I 2016 tumbuh tertinggi dibanding daerah lain
di Indonesia. Penjualan semen di Sulawesi naik 24,8% menjadi 2,54 juta
ton pada semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya
2,03 juta ton, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI).
Kontribusi penjualan semen di Sulawesi terhadap total pasar semen secara nasional juga tumbuh menjadi 8,6% di semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 7,1%.
Penjualan
semen di Sulawesi memimpin pertumbuhan pasar, disusul Maluku dan Papua
(+16,9%), Sumatera (+6,9%), Nusa Tenggara (+2,1%), Pulau Jawa (+1,3%).
Sementara penjualan semen di Kalimantan anjlok -16% di semester I 2016
menjadi 2 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 2,38
juta ton.
Penjualan semen di Pulau Jawa tercatat tumbuh
tipis 1,3% menjadi 16,24 juta ton di semester I 2016 dibanding periode
yang sama tahun sebelumnya 16,02 juta ton. Secara nasional, penjualan
semen di semester I 2016 tumbuh 3,1% menjadi 29,48 juta ton dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya 28,59 juta ton.
Khusus di Pulau Jawa, menurut data
ASI, beberapa daerah mencatatkan pertumbuhan penjualan dipimpin Jawa
Tengah (+10,7%), Jawa Timur (+8%), dan Jawa Barat (+0,5%). Sedangkan
penjualan semen di DKI Jakarta turun -11%, demikian juga Yogyakarta -1%.
Duniaindustri.com
menilai kenaikan penjualan semen domestik pada semester I 2016
mengisyaratkan sentimen positif terhadap industri ini, meski masih
dibayangi persaingan ketat dengan pemain baru dan kondisi kelebihan
pasokan. Para pemain semen existing berupaya mempercepat ekspansi
domestik serta merambah pasar baru di Asia Selatan guna mengimbangi
persaingan dan fluktuasi penjualan semen domestik.
Penjualan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) sebagai produsen pemegang
pangsa pasar terbesar di Indonesia ikut meningkat positif sebesar 1,7%
di semester I 2016 menjadi 12,18 juta ton, dibanding periode yang sama
tahun lalu 11,98 juta ton. “Sementara untuk penjualan produk ke luar
negeri sepanjang semester I 2016, perseroan setidaknya telah mengekspor
sebanyak 189 ribu ton,” kata Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan
Chandra.
Munculnya pemain-pemain baru membuat jumlah
pemain industri semen di Indonesia bertambang signifikan dalam periode
empat tahun terakhir, naik 111% sejak 2012 hingga 2016. Pada 2012,
pemain industri semen baru berjumlah 9, namun pada 2016 jumlah tersebut
meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 19 pemain. Hal ini
menyebabkan peta persaingan dalam penjualan semen domestik menjadi lebih
ketat.
Persaingan industri semen terutama untuk
sejumlah merek di Pulau Jawa dan Kalimantan diperkirakan makin memanas
seiring kehadiran pemain-pemain baru, menurut riset duniaindustri.com.
Munculnya pemain-pemain baru berpotensi menggerus pangsa pasar pemain
existing jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat.
Berdasarkan data
Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pasar semen di Pulau Jawa pada 2015
mencapai 33,69 juta ton, turun 0,1% dibanding 2014 sebesar 33,73 juta
ton. Pasar semen di Pulau Jawa berkontribusi 55,74% dari total pasar
semen di Indonesia. Dari jumlah itu, pasar semen terbesar di Pulau Jawa
terletak di Jawa Barat sebesar 8,93 juta ton atau setara 26,5% dari
total pasar semen di Pulau Jawa. Setelah Jawa Barat, pasar semen
terbesar kedua yakni Jawa Timur sebesar 8,1 juta ton, Jawa Tengah 7,12
juta ton, Jakarta 5,3 juta ton, Banten 3,28 juta ton, dan Yogyakarta 940
ribu ton.
Sementara pasar semen di Kalimantan pada
2015 mencapai 4,06 juta ton, atau setara 6,7% dari total pasar semen di
Indonesia. Tahun ini sejumlah pemain baru akan merealisasikan pabrik
baru dan mulai merambah pasar terutama di Pulau Jawa dan Kalimantan.
Sebut saja, Semen Garuda, Semen Merah Putih, Semen Puger, Semen Bima,
Semen Jawa akan meramaikan pasar semen di Pulau Jawa. Sementara Semen
Conch akan memperketat persaingan semen di Pulau Kalimantan.
Berdasarkan kompilasi data duniaindustri.com,
Pulau Jawa saat ini dikuasai dua produsen semen besar, yakni PT Semen
Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
dengan pangsa pasar masing-masing sekitar 38,8% dan 37%. Begitu juga di
Pulau Kalimantan, Semen Indonesia dan Indocement menguasai pangsa pasar
masing-masing sekitar 51,6% dan 27,9%.
Kehadiran
pemain-pemain baru dengan merek semen yang baru akan terus memanaskan
kompetisi pasar dengan pemain existing, mengingat skala ekonomi dan
perang harga dimungkinkan terjadi. Pemain baru diperkirakan
menggencarkan promosi dan diskon harga terutama di daerah dekat pabrik
untuk menopang pertumbuhan merek semen mereka. Hal itu tentu harus
diantisipasi pemain-pemain existing.(*)
Sumber: di sini
* Cari data industri atau riset pasar, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar