KKR Jade Investment Pte Ltd, raksasa investasi global, mengakuisisi 10,44% saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Akuisisi itu dilakukan dengan cara pembelian 3,87% saham milik Japfa
Ltd di Japfa Comfeed serta private placement 750 juta saham baru atau
sebesar 6,57% saham Japfa Comfeed.
KKR Investment dan Japfa Comfeed
menandatangani subscription agreement atas penambahan modal tanpa hak
memesan efek terlebih dahulu (private placement). KKR Investment
memborong private placement Japfa sebanyak 750 juta saham baru. "Seluruh
saham akan diambil oleh KKR Investment dengan harga Rp 935,60 per
saham," ungkap Maya Pradjono, Sekretaris Perusahaan Japfa Comfeed dalam
keterbukaan informasi.
Dengan demikian, pembelian saham
Japfa Comfeed oleh KKR Investment melalui private placement
diperkirakan sebesar Rp 701,7 miliar. Di sisi lain, Japfa Ltd, induk
usaha Japfa Comfeed, akan menjual 441,66 juta saham atau sekitar 3,87%
ke KKR Investment dengan harga sekitar US$ 28,30 juta atau setara Rp
376,39 miliar.
Secara total, KKR Investment
menggelontorkan dana Rp 1,08 triliun untuk membeli saham Japfa Comfeed.
Meski demikian, setelah transaksi, Japfa Ltd masih menjadi pemegang
saham mayoritas dengan kepemilikan yang turun dari 58,73% menjadi 51%.
Saham publik akan terdilusi dari total 31,76% menjadi 29,67%.
Japfa Comfeed merupakan emiten pakan ternak dan perunggasan dengan pangsa pasar terbesar kedua di Indonesia. Inilah enam pemimpin pasar
ayam usia sehari (day old chick/DOC) di Indonesia, yakni PT Charoen
Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT
Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Sierad Produce Tbk (SIPD), PT Wonokoyo,
dan PT Cheil Jedang, menurut berbagai sumber yang dikompilasi duniaindustri.com. Keenam perusahaan tersebut merupakan pemain terbesar di industri perunggasan di negeri ini.
Charoen Pokphand menjadi pemimpin pasar
DOC dengan menguasai 31% pasar DOC di Indonesia, disusul Japfa Comfeed
dengan 21%, Malindo Feedmill 8%, Sierad 6%, Wonokoyo 5%, dan Cheil
Jedang 1%. Data tersebut merupakan perbandingan produksi masing-masing perusahaan dengan kapasitas produksi nasional. Data itu berasal dari Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian, Japfa Comfeed, dan Maybank Kim Eng.
Berbeda dengan itu, berdasarkan data
Frost and Sullivan, Charoen Pokhpand menguasai 40,5% pasar DOC di
Indonesia, terbesar dibanding produsen sejenis lainnya. Sementara Japfa
menguasai 25,1% pasar DOC, disusul PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 7,6%,
PT Sierad Produce Tbk (SIPD) 6%, dan sisanya produsen lain.
Saat
ini kapasitas produksi DOC nasional mencapai 60 juta DOC per minggu.
Dari total kapasitas tersebut, akhir tahun lalu realisasinya hanya
mencapai 54 juta DOC per minggu. Sementara total permintaan tahun lalu
hanya tercatat maksimal 42 juta DOC per minggu.(*)
Sumber: di sini
Butuh data industri, riset persaingan pasar, klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar