Indonesia
 sebagai negara berkembang sangat membutuhkan pembangunan di bidang 
infrastruktur utama, seperti infrastruktur fisik, logistik, 
transportasi, energi, dan telekomunikasi. Karena itu, tidak heran titik
 fokus pemerintah saat ini masih berkutat pada sektor-sektor tersebut.
Untuk membedah data-data di sektor-sektor tersebut, duniaindustri.com memiliki sedikitnya 13 data dan riset
 terkait pertumbuhan, titik fokus, dan korelasi tiga sektor tersebut 
terhadap pertumbuhan industri di negeri ini. Mari simak ulasannya 
berikut ini:
1) Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
2) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
3) Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
4) Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
5) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
6) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
7) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
8) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
9) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
10) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
11) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
12) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
13) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Berikut penjelasan detail dan outline per halaman: 
A) Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
 ini dirilis akhir April 2017 menampilkan data, outlook, kajian, 
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur 
jalan di Indonesia. Data komprehensif ini meng-capture
 kondisi teraktual, jaringan, kualitas, kebutuhan pendanaan, backlog, 
status, dan kewenangan infrastruktur jalan di Indonesia periode 
2015-2019.
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3), tren outlook
 pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman 
4), dan tren nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5). 
Pada halaman 6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per 
sektor, mulai dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur 
udara, jalur darat, transportasi urban, infrastruktur listrik, 
infrastruktur minyak dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan 
perumahan, beserta instansi yang berwenang.
Masuk ke 
pembahasan khusus, ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia,
 mulai dari persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan 
nasional, serta dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8). 
Dilanjutkan pada halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya 
terhadap peringkat daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari rencana strategis
 hingga backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke 
halaman 11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi, 
jalan kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan 
instansi yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan 
periode 2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung 
prioritas pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis 
pada halaman 13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019 
(target) ditampilkan pada halaman 14. Strategi pengembangan
 infrastruktur jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya 
dipaparkan pada halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan
 baru dan dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16, 
ditampilkan proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur 
jalan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan
 pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman
 17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada 
halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22. 
Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan
 ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman
 23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan 
infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman 
24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail 
pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 
1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan 
tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini
 dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik 
di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28). 
Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 
bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara 
nonkomersial pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru,
 sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan 
ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: 
kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan 
(halaman 30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur
 pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai 
terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah 
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal 
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia 
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul 
pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data
 komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor 
industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri 
makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, 
karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai
 tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas 
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market 
size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri, 
serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
 sebanyak 44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum 
dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian 
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian 
Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
 yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh 
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users 
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik 
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 133 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini 
B) Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dirilis Februari 2017 menampilkan data, outlook, proyeksi, estimasi, dan tren produksi energi di Indonesia
 serta kebutuhan energi di sektor industri periode 2015-2050. Data ini 
bermanfaat bagi para pelaku industri, investor, pengusaha di sektor 
energi, akademisi, pemilik perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dimulai dengan dengan pemaparan outlook ekonomi Indonesia 2017
 pada halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh 
5,1% dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri 
seperti kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan 
perekonomian China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi
 nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti 
target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.
Pada halaman 6 ditampilkan highlight kondisi energi di Indonesia. Ketergantungan bahan bakar fosil masing tinggi. Bauran energi
 di Indonesia dapat diklasifikasi minyak bumi (46%), batubara (26%), gas
 bumi (23%), serta energi baru dan terbarukan (EBT) (5%).
Pada
 halaman 7 dijabarkan kondisi konsumsi listrik per kapita di Indonesia 
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi listrik per kapita di 
Indonesia lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, dan 
Vietnam. Dilanjutkan dengan pembahasan energi sebagai modal pembangunan negara pada halaman 8-10.
Potensi
 minyak mentah Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 11, disusul 
potensi produksi batubara Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 
12. Potensi batubara Indonesia 2015-2050 itu dilengkapi dengan porsi ekspor, dan porsi domestik terutama untuk kebutuhan industri, pembangkit, dan gasifikasi.
Khusus
 untuk gas dibahas pada halaman 13, terutama produksi gas LPG 2015-2050,
 total kebutuhan di Indonesia dan proyeksi impor hingga 2050. Lebih 
khusus lagi, pembahasan energi sebagai bahan baku dan bahan penunjang 
industri ditampilkan pada halaman 15, terutama untuk gas, bahan bakar 
minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), batubara, bahan bakar nabati 
(BBN), biomassa, dan listrik terkait kebutuhan industri periode 
2015-2050.
Selain sektor industri,
 ditampilkan juga kebutuhan energi untuk sektor transportasi terutama 
untuk BBG (gas), bahan bakar minyak (BBM), BBN, dan listrik.
Pada
 halaman 17, ditampilkan komparasi kebutuhan energi untuk industri pada 
2025 dan 2050. Kebutuhan energi itu mencakup gas bumi, LPG, syngas, BBM,
 batubara, BBN, energi terbarukan, dan listrik. Pembahasan itu kemudian 
di-breakdown lebih spesifik pada gas bumi di halaman 18.
Pada 
halaman 19-27, ditampilkan proyeksi konsumsi energi di sektor sejumlah 
sektor mencakup industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan 
lainnya serta analisisnya.
Kemudian, data ini
 menampilkan highlights khusus untuk perkembangan energi listrik dan 
proyeksi kebutuhan industri mulai halaman 28-54. Dimulai dari sistem 
kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan kapasitas terpasang 
pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi listrik, konsumsi 
tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta konsumsi listrik per 
kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 35)
Perkembangan
 subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan listrik 2016 
ditampilkan pada halaman 36. Pada halaman 37, ditampilkan perkembangan 
biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik periode 2003-2016. Wilayah 
usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan usaha ditampilkan dengan 
infografis yang menarik pada halaman 38. Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN (halaman 39).
Sedangkan
 komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per daerah ditampilkan pada 
halaman 40, lengkap dengan tren nasional periode 2010-2019. Terdapat 
empat daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada
 halaman 41, ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan 
data kapasitas terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah,
 serta cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data 
tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik,
 elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 
42)
Selanjutnya, pada halaman 43 ditampilkan kebutuhan 
pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, 
independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total 
kebutuhan tambahan. Pada halaman 44 ditampilkan bauran energi primer dan
 bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan
 target 2025.
Pada halaman 46, dipaparkan proyeksi
 kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman
 49-50, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis 
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
 bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat 
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman 
48-50)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi 
listrik periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 50. 
Kebutuhan tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 
ditampilkan pada halaman 51. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo 
distribusi periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik 
pada halaman 52. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, 
penyaluran, dan pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 53.
 Proyeksi biaya pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 
ditampilkan pada halaman 54.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik)
 sebanyak 55 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
 Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Perindustrian,
 BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan energi di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
 yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh 
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users 
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik 
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
C) Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
 ini dirilis akhir Desember 2016 menampilkan data, outlook, kajian, 
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur 
industri manufaktur di Indonesia, mulai dari outlook ekonomi 2017, tren 
infrastruktur industri, tren kawasan industri, perkembangan anggaran 
infrastruktur, hingga peluang investasi manufaktur di Indonesia.
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
 ini dimulai dari informasi umum terkait highlight perkembangan ekonomi 
Indonesia, mulai dari dampak ketidakpastian ekonomi global, tren 
pertumbuhan investasi, pergerakan kurs mata uang, hingga permasalahan 
infrastruktur di Indonesia (halaman 2-7). Data itu diperkuat dengan tren
 pertumbuhan ekonomi nasional 2007-2016, komparasi dengan negara-negara 
industri utama (halaman 8) serta persebaran pertumbuhan ekonomi per 
daerah dalam grafis yang menarik periode 2010-2030 (halaman 9).
Berlanjut
 pada pembahasan spesifik, duniaindustri.com menampilkan outlook 
perekonomian Indonesia 2017 mulai dari tantangan domestik hingga risiko 
eksternal dari AS dan China (halaman 10-12) serta tren pergerakan indeks
 harga energi periode 2010-2020 (halaman 13). Dengan outlook tersebut, 
dapat dijabarkan skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal 
sejak 2014-2017 (halaman 14).
Selain itu, tren peningkatan nilai tambah ekonomi per provinsi dapat dilihat pada halaman 15 dalam sebuah grafis yang menarik.
Kemudian,
 beranjak pada pembahasan infrastruktur, Riset Infrastruktur Industri 
2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)ini menampilkan 
komparasi anggaran infrastruktur Indonesia dengan tingkat pengangguran 
periode 2005-2016 (halaman 16). Juga, komposisi anggaran proyek 
infrastruktur di Indonesia 2016 meliputi pembangunan jalan, jalur 
kereta, pelabuhan, bandara, transportasi urban, listrik, infrastruktur 
migas, telekomunikasi, dan lainnya (halaman 17-19).
Khusus 
mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (20-21) 
mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta 
pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia 
pada 2017.
Selanjutnya, Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 
(Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017) ini membahas peluang investasi 
manufaktur sebagai basis produksi regional pada halaman (22-23). 
Sebanyak 14 kawasan industri baru di luar Jawa sedang dan akan 
dikembangkan pada 2017, ditampilkan dalam grafis yang menarik pada 
halaman 24.
Target dan realisasi pertumbuhan industri manufaktur 
periode 2015-2019 ditampilkan pada halaman 25-26, dilengkapi dengan 
perbaikan kemudahan bisnis di Indonesia pada halaman 27.
Pada 
halaman 28-29, ditampilkan sektor industri prioritas yang mencakup 
ketenagalistrikan, industri padat karya, substitusi impor, orientasi 
ekspor, dan lainnya lengkap dengan subsektor terkait. Di halaman 30, 
dijabarkan tren ekspor 10 produk utama manufaktur Indonesia periode 
2009-2013 serta target 2019.
Masuk pada pembahasan proyek 
infrastruktur, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung 
transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 
2030. Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri 
atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara 
nonkomersial. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total 
jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa 
Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, 
penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu,
 ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat 
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km).
 Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 
111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal 
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia 
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 31-41)
Riset
 Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 
2017) ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri, 
yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula, 
rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam, 
baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 42)
Sebagai 
tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas 
periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market 
size industri manufaktur, logistik, konstruksi, agri, serta jasa 
lainnya. (halaman 43-48)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
 sebanyak 49 halaman ini berasal dari BPS, Bappenas, Kementerian 
Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian 
Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri 
merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan 
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
 pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai 
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. 
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang 
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada 
duniaindustri.com.(*)
D)  Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) ini dirilis Desember 2016 menampilkan riset komprehensif, kompilasi dan komparasi data, analisis, serta tren market size dan potensi pertumbuhan di Indonesia. 
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
 ini dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar 
Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli. (halaman 2-4)
 Potensi pasar di Indonesia dengan penduduk sekitar 255 juta jiwa 
dipaparkan pada halaman 5-6.
Selanjutnya, ditampilkan 
overview pasar seluler dan industri telekomunikasi Indonesia dengan 
kondisi persaingan ketat, namun penetrasi SIM handphone terus meroket 
tajam (halaman 7-9).
Pada halaman 10-11, disajikan 12 
indikator pasar seluler di Indonesia periode 2010-2020, mulai dari 
jumlah pelanggan seluler, penetrasi SIM handphone, hingga Average Revenue Per User (ARPU),
 dan lainnya. Sejumlah indikator utama itu kemudian dikomparasi dengan 
kondisi di negara lain (halaman 12-13). Data tersebut diperkuat dengan 
analisis komparasi dan analisis tren di industri seluler dan 
telekomunikasi di Indonesia (halaman 14-18). 
Kemudian, peta persaingan dan analisis kompetisi
 tiga pemain telekomunikasi terbesar di Indonesia dijabarkan pada 
halaman 19-26, meliputi pangsa pasar dari pendapatan, pangsa pasar dari 
jumlah pelanggan, kinerja keuangan dan ARPU, traffic data, hingga 
teknologi telekomunikasi.
Masuk ke pembahasan selanjutnya, duniaindustri.com
 menampilkan market intelligent empat pemain telekomunikasi terbesar di 
Indonesia, mulai dari pohon bisnis (segmentasi anak usaha), highlights 
kinerja keuangan tiga tahun terakhir, peningkatan layanan data dan 
internet, strategi bisnis ke depan, cakupan BTS dan kota, serta jumlah 
pelanggan (halaman 27-56).
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan) sebanyak 57 halaman pdf ini berasal dari BPS, sejumlah perusahaan seluler dan telekomunikasi di Indonesia, dan disajikan duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
 yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh 
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users 
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik 
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
E) Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
 ini dirilis Oktober 2016 menampilkan data, tren pertumbuhan kebutuhan 
listrik, proyeksi kebutuhan tambahan kapasitas, rasio elektrifikasi, 
tren konsumsi listrik, komparasi elektrifikasi di ASEAN, dan lainnya. 
Periode yang jadi fokus 2019-2019, bahkan untuk beberapa pembahasan 
terdapat proyeksi hingga 2025.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
 ini dimulai dengan menampilkan highlight makro ekonomi Indonesia, 
meliputi pertumbuhan PDB 2014-2019, tren inflasi, populasi penduduk, 
tren konsumen kelas menengah, laju urbanisasi, median usia penduduk, 
potensi pasar lokal, serta tren PDB per kapita. (halaman 2-4) Data makro
 ekonomi Indonesia ini dilengkapi dengan sebaran pertumbuhan ekonomi per
 daerah dengan perhitungan rata-rata PDB 2010-2030 untuk melihat 
daerah-daerah mana saja yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi 
tertinggi. (halaman 5)
Kemudian, data ini menampilkan highlights 
perkembangan sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan 
kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi 
listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta 
konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 
6) Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan
 listrik 2016 ditampilkan pada halaman 7.
Pada halaman 8, 
ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik 
periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan
 usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman 9. Data 
tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN 
(halaman 10). Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per 
daerah ditampilkan pada halaman 11, lengkap dengan tren nasional periode
 2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio 
elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 12, ditampilkan 
infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas terpasang 
tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta cadangan pasokan 
listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut dilengkapi dengan 
proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik, elastisitas, kebutuhan 
tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 13)
Selanjutnya, 
pada halaman 14 ditampilkan kebutuhan pengembangan pasokan listrik 
periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, independent power producer 
(IPP), PLN dan PLN system, serta total kebutuhan tambahan. Pada halaman 
15 ditampilkan bauran energi primer dan bauran energi pembangkit listrik
 dengan patokan realisasi 2013-2014 dan target 2025. 
Pada 
halaman 16-18, diulas landasan hukum pengembangan sistem 
ketenagalistrikan nasional. Pada halaman 19, dipaparkan proyeksi 
kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman 
20-22, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis 
pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan
 bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat 
bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman 
23-24)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik 
periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 25. Kebutuhan 
tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada 
halaman 26. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi 
periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman 
27. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan
 pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 28. Proyeksi biaya
 pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada 
halaman 29. 
Terkait kebijakan pemerintah, payung hukum, dan arah
 serta strategi pengembangan listrik ke depan ditampilkan pada halaman 
30-33. Sementara tantangan dan solusi pengembangan listrik ke depan 
ditampilkan pada halaman 34-37.
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
 sebanyak 38 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
 Mineral (ESDM), BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan listrik 
terbesar di Indonesia, diolah duniaindustri.com.
 Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang 
menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data 
disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users 
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik 
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
F) Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
 ini berisi data, kajian, analisis, laporan, dan outlook proyek-proyek 
strategis di sektor infrastruktur di Indonesia. Berbagai proyek 
infrastruktur, mulai dari proyek prioritas, proyek strategis, dan proyek
 infrastruktur per provinsi ditampilkan dalam riset ini, dipadu dengan 
analisis bisnis infrastruktur, market size transportasi dan logistik, 
serta analisis anggaran infrastruktur dibanding tingkat pengangguran di 
Indonesia.
Riset
 ini dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi 
masih diliputi ketidakpastian, terutama dari sisi global. Meski demikian
 ekonomi Indonesia diyakini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Sisi 
eksternal yang berpengaruh pada ekonomi domestik, tak bisa dilepaskan 
dari harga komoditas yang masih belum pulih dan merosotnya ekonomi China
 yang merupakan salah satu pangsa pasar utama ekspor komoditas 
Indonesia. (halaman 2)
Penguatan rupiah ini selain 
didorong oleh faktor domestik, karena meningkatnya kepercayaan investor 
sejalan dengan ekonomi makro yang lebih baik, juga tidak lepas dari 
pengaruh eksternal. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2015 yang sebesar 
5,04% telah meningkatkan kepercayaan investor, karena diyakini titik 
terendah pertumbuhan ekonomi telah terlewati. (halaman 3-4)
Pada
 halaman 5-7 dibahas data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur 
sejak 2009 hingga 2015 memang terus menunjukkan kenaikan. Tetapi 
kenaikan signifikan memang baru terjadi pada 2015, dari Rp 206,6 triliun
 pada 2014 menjadi Rp 290,3 triliun. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya 
kenaikannya hanya di kisaran Rp 9,7 triliun hingga Rp 31,3 triliun. Data
 tersebut dipadukan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dan 
ekspektasi ke depan periode 2007-2019. (halaman 8) Di halaman 9, 
terdapat riset eksklusif terkait tren kenaikan anggaran infrastruktur 
dibanding tingkat pengangguran di Indonesia periode 2005-2016.
Masuk
 pada pembahasan proyek infrastruktur, riset ini menampilkan rencana 
pembangunan infrastruktur laut (halaman 10), infrastruktur pangan 
(halaman 11), dan transportasi darat (halaman 12). Di halaman 13-14 
ditampilkan secara eksklusif 38 proyek kerjasama pemerintah & swasta
 2015-2016, baik yang telah ditawarkan maupun yang akan ditawarkan. Di 
halaman 15-16, dipaparkan 30 proyek infrastruktur prioritas 2016-2019. 
Pada halaman 17-19 ditampilkan proyek infrastruktur jalan dan jembatan 
per provinsi pada 2016. Khusus terkait kerjasama pemerintah dan swasta 
ditampilkan secara detail pada halaman 20-24.
Riset ini
 diperkuat dengan data tren pertumbuhan pasar (market size) sektor 
transportasi dan logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar 
sektor transportasi dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan 
pertumbuhan 13,2%. Pada 2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp
 2.086 triliun. Pada 2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi 
Rp 2.399 triliun, dan terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 
2019. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan 
logistik di Indonesia diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Selain
 itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
 dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah 
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
 komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial. 
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik 
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II 
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan 
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu, 
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
 memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah 
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal 
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia 
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Riset sebanyak 41 halaman ini
 berasal dari BPS, Kementerian Keuangan, Bappenas, Komite Percepatan 
Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perhubungan, 
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian 
Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, dan diolah 
duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com
 yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh 
data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users 
melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik 
checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
G) Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
 ini menampilkan ukuran pasar (market size) sektor transportasi dan 
logistik di Indonesia 2009-2019. Pada 2014, pasar sektor transportasi 
dan logistik diestimasi Rp 1.810 triliun dengan pertumbuhan 13,2%. Pada 
2015, market size tersebut naik 15,2% menjadi Rp 2.086 triliun. Pada 
2016, angka tersebut diproyeksi tumbuh 15% menjadi Rp 2.399 triliun, dan
 terus naik hingga mencapai Rp 3.680 triliun di 2019. Rata-rata 
pertumbuhan tahunan (CAGR) sektor transportasi dan logistik di Indonesia
 diperkirakan 15,2% periode 2014-2019.
Sektor ini 
tumbuh secara signifikan sejak 2009-2019. Pada 2009-2014, pertumbuhan 
mencapai 13,7% CAGR dari hanya Rp 770 triliun pada 2009.
Segmen
 pengangkutan laut masih mendominasi sebesar Rp 1.096,6 triliun di 2015,
 disusul kereta api Rp 31,6 triliun, dan udara Rp 1,43 triliun. Segmen 
pengangkutan laut diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013, 4,3% di 2014, dan 5,1%
 pada 2015 secara volume. Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013, 
8,5% di 2014, dan 7,5% pada 2015. Sementara pengangkutan melalui udara 
naik 19,6% di 2013, 15,3% di 2014, dan 12,2% pada 2015. Sektor komoditas
 menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik mengingat
 besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 miliar.
Selain
 itu, data ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi
 dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030. Jumlah 
bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara
 komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial. 
Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik 
menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II 
dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan 
kapasitas, dan persentase pertumbuhan.
Di samping itu, 
ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia
 memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km). Jumlah 
pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 
pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal 
khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia 
bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun.
Juga, 
ditampilan infrastruktur jalan dan rel kereta yang menopang pergerakan 
transportasi darat. Data ini juga dilengkapi infrastruktur coastal 
shipping, Trans Sumatera Railways, rel kereta api perkotaan, high speed 
train network hingga 2030. 
Tidak ketinggalan, data ini
 menampilkan rasio biaya logistik dari berbagai sektor industri di 
Indonesia, misalnya untuk industri pengolahan makanan rasio biaya 
logistik terhadap input mencapai 35%. Terdapat 24 cabang industri yang 
memiliki rasio biaya logistik terhadap input yang cukup tinggi.
Data
 sebanyak 33 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perhubungan, 
Kementerian Perindustrian, Asosiasi Logistik Indonesia, sejumlah riset 
perusahaan asing antara lain Frost & Sullivan, dan diolah 
duniaindustri.com.
Download database industri
 merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan 
data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk
 pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai 
prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. 
Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang 
disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada 
duniaindustri.com.(*)
H) Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
 ini menampilkan proyeksi pasar sektor transportasi dan logistik 
2014-2018. Pada 2013, pasar sektor transportasi dan logistik diestimasi 
Rp 1.583 triliun dengan pertumbuhan 14,5%, naik rata-rata 15% sehingga 
mencapai Rp 3.185 triliun di 2018. Segmen pengangkutan laut masih 
mendominasi sebesar Rp 1.000,6 triliun di 2013, disusul kereta api Rp 
26,8 triliun, dan udara Rp 1,16 triliun. Segmen pengangkutan laut 
diproyeksi tumbuh 6,1% di 2013 dan 4,3% di 2014 secara volume. 
Pengangkutan kereta api tumbuh 13,3% di 2013 dan 8,5% di 2014. Sementara
 pengangkutan melalui udara naik 19,6% di 2013 dan 15,3% di 2014. Sektor
 komoditas menjadi salah satu pendorong sektor transportasi dan logistik
 mengingat besarnya investasi antara lain di sektor CPO senilai US$ 2,4 
miliar. Data sebanyak 24 halaman ini berasal dari Asosiasi Logistik 
Indonesia, sejumlah riset perusahaan asing antara lain Frost & 
Sullivan, dan diolah duniaindustri.com.(*)
I) Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
 ini menampilkan tren nilai investasi asing dan domestik dikaitkan 
dengan kebutuhan lahan industri di Indonesia. Secara kaidah baku, setiap
 investasi manufaktur Rp 1 triliun butuh lahan di kawasan industri 
setara 12,5 hektare. Selain itu, data ini menampilkan proyeksi kebutuhan
 lahan di kawasan industri 2013-2020. Data ini juga menggambarkan total 
lahan di kawasan industri yang tersisa saat ini dan proyeksi 
ketersediaannya.
Di samping itu ditampilkan penjualan 
10 besar kawasan industri di Indonesia, tren keseimbangan pasokan dan 
permintaan, tren harga jual lahan di kawasan industri di berbagai kota 
di Indonesia 2006-2012. Perbandingan harga jual lahan di kawasan 
industri di Indonesia juga dibandingkan dengan 11 negara lain di dunia. 
Penyebaran kawasan industri di luar Pulau Jawa, komposisi peran 
pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kawasan industri. Data ini 
juga menggambarkan program pemerintah dalam mengembangkan kawasan 
industri di koridor Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan sektor 
industri sasarannya. Data berisi 41 halaman ini dibuat oleh Kementerian 
Perindustrian dan diolah duniaindustri.com.(*)
J) Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
 ini menampilkan berbagai data mengenai sasaran dan akselerasi 
industrialisasi tahun 2012-2014. Selain itu, daya saing logistik 
Indonesia dibanding dengan negara Asia dan secara global. Juga, rasio 
biaya logistik terhadap semua jenis industri seperti industri makanan, 
minuman, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, baja, mesin, dan 
pengilangan minyak bumi. Di samping itu, dijabarkan rencana interkoneksi
 KEK Sei Mangkei, hub port Bitung.(*)
K) Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
 ini menampilkan berbagai proyek investasi infrastruktur pemerintah baik
 yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan pada periode 2013-2030.
 Dimulai dari data Investasi Infrastruktur Transportasi (selain jalan) 
di  Masing-masing Koridor Ekonomi, Rencana Pengembangan Bandara-bandara 
Komersial Oleh AP I & AP II, Pembangunan 24 Bandar Udara Baru 
(APBN), Sebaran bandara tahun 2030, Struktur Pelabuhan Indonesia, daftar
 pelabuhan pemerintah yang beroperasi tahun 2013, Pembangunan Jalur 
Ganda KA Jawa, Pengembangan Coastal Shipping Di Pantura, Rencana 
Pengembangan Trans Sumatera Railways, Jaringan perkeretaapian tahun 
2030, Pembangunan Trans Maluku. Data berisi 16 halaman ini berasal dari 
Kementerian Perhubungan, Kadin, Pelindo, diolah duniaindustri.com.(*)
L) Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
 ini menampilkan Persebaran PDB Indonesia per Daerah, Urban Area, dan 
Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030). Data terbaru yang dirilis 
Oktober 2013 ini berasal dari Kementerian Perhubungan, asosiasi terkait,
 serta BPS.(*)
M) Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
 ini menampilkan analisis komprehensif tentang rasio biaya logistik 
terhadap biaya penjualan di Indonesia dibanding negara maju, porsi biaya
 transportasi (meliputi transportasi darat, laut, dan udara), 
perbandingan biaya logistik di Indonesia Barat dan Timur, dwelling time 
and logistic cost, dan lainnya. Data yang berisi 9 halaman dan dibuat 
Oktober 2013 ini disusun Kementerian Perdagangan dan dikompilasi oleh duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
* Butuh data lebih spesifik, total ada 133 database, ingin request data/riset, klik di sini
** Cari content provider profesional, klik di sini 
*** Butuh jasa market intelligence dan request data spesifik, klik di sini
Sarana bertukar informasi spesifik di sektor industri. Berbagi data, market trends, market analysis, database khusus, riset pasar, competitor intelligence, market intelligence, referensi bisnis, sumber data, outlook dan ulasan pasar, peta persaingan, kompetisi brand, dan lainnya.
Minggu, 30 April 2017
Kupas Tuntas Infrastruktur Jalan di Indonesia 2015-2019
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019
 ini dirilis akhir April 2017 menampilkan data, outlook, kajian, 
analisis, dan riset terkait seluruh informasi mengenai infrastruktur 
jalan di Indonesia. Data komprehensif ini meng-capture
 kondisi teraktual, jaringan, kualitas, kebutuhan pendanaan, backlog, 
status, dan kewenangan infrastruktur jalan di Indonesia periode 
2015-2019.
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3), tren outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman 4), dan tren nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5). Pada halaman 6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per sektor, mulai dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur udara, jalur darat, transportasi urban, infrastruktur listrik, infrastruktur minyak dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan perumahan, beserta instansi yang berwenang.
Masuk ke pembahasan khusus, ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia, mulai dari persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan nasional, serta dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8). Dilanjutkan pada halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya terhadap peringkat daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari rencana strategis hingga backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke halaman 11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan instansi yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan periode 2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung prioritas pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis pada halaman 13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019 (target) ditampilkan pada halaman 14. Strategi pengembangan infrastruktur jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya dipaparkan pada halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan baru dan dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16, ditampilkan proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur jalan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman 17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22. Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman 23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman 24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28). Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan (halaman 30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri, serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019 sebanyak 44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 133 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Data komprehensif ini dimulai dari outlook ekonomi Indonesia 2017 (halaman 2-3), tren outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal periode 2014-2017 (halaman 4), dan tren nilai tambah (value added) ekonomi per daerah (halaman 5). Pada halaman 6-7 dipaparkan alokasi bujet infrastruktur Indonesia per sektor, mulai dari infrastruktur jalan, rel kereta, jalur laut, jalur udara, jalur darat, transportasi urban, infrastruktur listrik, infrastruktur minyak dan gas, telekomunikasi, penyimpanan air, dan perumahan, beserta instansi yang berwenang.
Masuk ke pembahasan khusus, ditampilkan kondisi infrastruktur jalan di Indonesia, mulai dari persentase transportasi jalan, panjang jaringan jalan nasional, serta dukungan jalan dalam konektivitas nasional (halaman 8). Dilanjutkan pada halaman 9, dipaparkan kualitas jalan dan pengaruhnya terhadap peringkat daya saing nasional (halaman 9).
Pada halaman 10, kebutuhan investasi infrastruktur jalan dari rencana strategis hingga backlog ditampilkan dari periode 2015 hingga 2019. Berlanjut ke halaman 11, dijabarkan panjang jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, lengkap dengan status kemantapan jalan, dan instansi yang berwenang.
Kebutuhan investasi jalan periode 2012-2017 dijelaskan secara detail pada halaman 12. Disambung prioritas pengembangan infrastruktur jalan dari 35 wilayah strategis pada halaman 13. Komparasi infrastruktur jalan pada 2015 dan 2019 (target) ditampilkan pada halaman 14. Strategi pengembangan infrastruktur jalan yang dipadukan dengan moda transportasi lainnya dipaparkan pada halaman 15, seperti dukungan jalan terhadap 24 pelabuhan baru dan dukungan jalan terhadap 15 bandara baru. Pada halaman 16, ditampilkan proyek strategis nasional untuk pengembangan infrastruktur jalan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga trans Papua.
Dukungan pengembangan jalan untuk program tol laut juga ditampilkan pada halaman 17-19. Disusul kemudian, kondisi infrastruktur jalan di Papua pada halaman 20, serta master plan jalan trans Papua pada halaman 21-22. Sebagai penjabaran lebih detail, dijabarkan tentang dukungan akses jalan ke pelabuhan di 10 provinsi yang menjadi fokus hingga 2019 pada halaman 23. selain itu, ditampilkan secara umum, komparasi tren pengembangan infrastruktur jalan berbanding rel kereta dan jalur laut pada halaman 24.
Khusus mengenai jalan tol, dijabarkan lebih detail pada halaman (25-26) mencakup proyeksi pembangunan jalan tol periode 1978-2019 beserta pertumbuhan per tahun, serta estimasi perbaikan jalan tol di Indonesia pada 2017.
Data komprehensif ini dilengkapi data-data infrastruktur pendukung transportasi dan logistik di Indonesia, seperti sebaran bandara hingga 2030 (halaman 27-28). Jumlah bandara umum saat ini sebanyak 189 bandara, yang terdiri atas 26 bandara komersial (dikelola PT Angkasa Pura) dan 1.643 bandara nonkomersial pada halaman 29. Pada 2030, akan bertambah 44 bandara baru, sehingga total jumlah naik menjadi 233 bandara. Juga ditampilkan ekspansi PT Angkasa Pura I dan II dalam ekspansi bandara, meliputi: kebutuhan investasi, penambahan kapasitas, dan persentase pertumbuhan (halaman 30).
Di samping itu, ditampilkan infrastruktur pelabuhan yang cukup vital mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia (95.181 km) pada halaman 31. Jumlah pelabuhan saat ini mencapai 2.392 pelabuhan yang terdiri dari 111 pelabuhan komersial, 1.481 pelabuhan nonkomersial, dan 800 terminal khusus. Terdapat rencana penambahan 91 pelabuhan baru di Indonesia bagian timur dengan investasi Rp 3,37 triliun. (halaman 32) Disusul pembahasan khusus mengenai infrastruktur rel kereta pada halaman 33-36.
Data komprehensif ini juga menampilkan rasio biaya logistik per subsektor industri, yang terdiri dari 24 sektor industri mulai dari industri makanan, gula, rokok, tekstil, kertas, pupuk, kimia, semen, plastik, karet, logam, baja, perlengkapan listrik, dan otomotif. (halaman 37)
Sebagai tambahan, ditampilkan rencana pembangunan infrastruktur prioritas periode 2015-2019 lengkap dengan estimasi biaya serta komparasi market size industri manufaktur, logistik dan transportasi, konstruksi, agri, serta jasa lainnya. (halaman 38-43)
Data Komprehensif Infrastruktur Jalan 2015-2019 sebanyak 44 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Ditjen Bina Marga), Bappenas, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perhubungan, dan diolah duniaindustri.com. Indeks database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 133 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini
Rabu, 26 April 2017
Pergeseran Tren Pasar Semen Per Provinsi di Indonesia
Penjualan semen di Jawa Timur
 pada kuartal I 2017 mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 12,1% 
menjadi 2,23 juta ton dibanding periode yang sama 2016 sebanyak 1,99 
juta ton. Pertumbuhan penjualan semen di Jawa Timur mendorong pasar 
semen di Pulau Jawa tumbuh positif 4,6% pada tiga bulan pertama 2017 
menjadi 8,27 juta ton dari sebelumnya 7,91 juta ton, menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI).
Peningkatan pasar semen di Jawa Timur juga mengimbangi pelemahan penjualan di daerah barat Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Tiga provinsi di daerah barat Pulau Jawa tersebut justru membukukan penurunan penjualan sepanjang kuartal I 2017. Pasar semen di Jakarta terkoreksi -4,5%, Banten turun -2,8%, dan Jawa Barat -0,4% sepanjang Januari-Maret 2017.
Dengan demikian, pasar semen di Jawa Timur menjadi primadona baru sepanjang kuartal I 2017 yang mencatatkan penjualan terbanyak secara provinsi di Indonesia, melampaui Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Meski demikian, total penjualan semen di Indonesia sepanjang kuartal I 2017 tercatat hanya tumbuh tipis sebesar 0,9% menjadi 14,75 juta ton dari sebelumnya 14,62 juta ton. Hal itu dipengaruhi pelemahan pasar di Sumatera (3,2%), Kalimantan (9,9%), dan Sulawesi (7,2%).
Di sisi lain, persaingan industri semen di Indonesia makin panas dan kritis. Bayangkan saja, kelebihan pasokan (oversupply) semen di Indonesia pada awal Maret 2017 diestimasi mencapai 50%, melampaui proyeksi awal dari Kementerian Perindustrian yang memperkirakan level oversupply hanya 38% pada 2018.
Menurut data yang diperoleh tim duniaindustri.com, kapasitas produksi semen saat ini telah menembus 93 juta ton, padahal demand hingga akhir 2016 hanya sebesar 62 juta ton. Itu berarti, separuh dari total kapasitas semen nasional berpotensi idle atau tidak terserap pasar domestik, jika tidak diekspor.
“Persaingan makin sengit. Oversupply ini terjadi karena kita terlambat investasi pada periode (pemerintahan lalu). Nah pas sekarang investasi, perekonomian melambat dan pemain baru bermunculan,” kata sumber duniaindustri.com dari kalangan pelaku industri semen.
Sebagai perbandingan, Kementerian Perindustrian memperkirakan kelebihan pasokan semen di Indonesia baru mencapai 38% pada 2018, meningkat dari level 37% pada 2016. Menurut Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono, kelebihan pasokan semen terjadi karena pertumbuhan kapasitas produksi melampaui kebutuhan dalam negeri.
“Persaingan industri semen akan semakin ketat, mengingat kapasitas produksi semen di Indonesia pada 2018 diperkirakan mencapai 106,3 juta ton, atau melebihi 38% dari kebutuhan nasional sebesar 66,2 juta ton,” ujar Achmad Sigit.
Kondisi kelebihan pasokan ini akan berdampak luas terhadap utilisasi pabrik, strategi pemasaran, strategi diversifikasi produk (ready mix and concrete products), efisiensi, kebijakan harga jual (pricing strategy), hingga mengarah pada isu konsolidasi pemain. Terbukti, tren penurunan harga telah mencapai dua digit terutama di daerah dengan permintaan besar dan tingkat persaingan tinggi, menurut pemantauan duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
* Butuh riset pasar dan data industri, total ada 132 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence atau market intelligence, klik di sini
Peningkatan pasar semen di Jawa Timur juga mengimbangi pelemahan penjualan di daerah barat Pulau Jawa, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Tiga provinsi di daerah barat Pulau Jawa tersebut justru membukukan penurunan penjualan sepanjang kuartal I 2017. Pasar semen di Jakarta terkoreksi -4,5%, Banten turun -2,8%, dan Jawa Barat -0,4% sepanjang Januari-Maret 2017.
Dengan demikian, pasar semen di Jawa Timur menjadi primadona baru sepanjang kuartal I 2017 yang mencatatkan penjualan terbanyak secara provinsi di Indonesia, melampaui Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Meski demikian, total penjualan semen di Indonesia sepanjang kuartal I 2017 tercatat hanya tumbuh tipis sebesar 0,9% menjadi 14,75 juta ton dari sebelumnya 14,62 juta ton. Hal itu dipengaruhi pelemahan pasar di Sumatera (3,2%), Kalimantan (9,9%), dan Sulawesi (7,2%).
Di sisi lain, persaingan industri semen di Indonesia makin panas dan kritis. Bayangkan saja, kelebihan pasokan (oversupply) semen di Indonesia pada awal Maret 2017 diestimasi mencapai 50%, melampaui proyeksi awal dari Kementerian Perindustrian yang memperkirakan level oversupply hanya 38% pada 2018.
Menurut data yang diperoleh tim duniaindustri.com, kapasitas produksi semen saat ini telah menembus 93 juta ton, padahal demand hingga akhir 2016 hanya sebesar 62 juta ton. Itu berarti, separuh dari total kapasitas semen nasional berpotensi idle atau tidak terserap pasar domestik, jika tidak diekspor.
“Persaingan makin sengit. Oversupply ini terjadi karena kita terlambat investasi pada periode (pemerintahan lalu). Nah pas sekarang investasi, perekonomian melambat dan pemain baru bermunculan,” kata sumber duniaindustri.com dari kalangan pelaku industri semen.
Sebagai perbandingan, Kementerian Perindustrian memperkirakan kelebihan pasokan semen di Indonesia baru mencapai 38% pada 2018, meningkat dari level 37% pada 2016. Menurut Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono, kelebihan pasokan semen terjadi karena pertumbuhan kapasitas produksi melampaui kebutuhan dalam negeri.
“Persaingan industri semen akan semakin ketat, mengingat kapasitas produksi semen di Indonesia pada 2018 diperkirakan mencapai 106,3 juta ton, atau melebihi 38% dari kebutuhan nasional sebesar 66,2 juta ton,” ujar Achmad Sigit.
Kondisi kelebihan pasokan ini akan berdampak luas terhadap utilisasi pabrik, strategi pemasaran, strategi diversifikasi produk (ready mix and concrete products), efisiensi, kebijakan harga jual (pricing strategy), hingga mengarah pada isu konsolidasi pemain. Terbukti, tren penurunan harga telah mencapai dua digit terutama di daerah dengan permintaan besar dan tingkat persaingan tinggi, menurut pemantauan duniaindustri.com.(*)
Sumber: di sini
* Butuh riset pasar dan data industri, total ada 132 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence atau market intelligence, klik di sini
Sabtu, 22 April 2017
Data Importir Industri Per Perusahaan, Valid dan Terpercaya
Duniaindustri.com kini dilengkapi dengan database impor
 meliputi daftar importir terlengkap dengan update harian untuk menambah
 validitas dan keunggulan data spesifik yang dimiliki. Per awal April 
2017, Duniaindustri.com juga dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur, komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com
 memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap 
seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia. 
Database spesifik kini tersedia dalam bentuk data mentah (raw data) dalam format excel, rar, zip, dan data olahan dalam bentuk power point, pdf, jpeg.
Kami menyadari, di setiap lini usaha, mulai dari pembelian bahan baku, pencarian vendor, proses pengolahan, marketing, distribusi, ekspor-impor, semua membutuhkan data, analisis, dan riset. Bahkan, persaingan pasar juga membutuhkan data, analisis, dan riset untuk mengintip kekuatan-kelemahan pesaing (market intelligence), mempelajari strategi kompetitor, mengakuisisi pelanggan, mempertahankan pangsa pasar, edukasi pasar, edukasi konsumen, brand awareness, dan lainnya.
Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, data sudah dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan secara profesional. Seluruh rantai bisnis industri (supply-demand chain) membutuhkan data untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien.
Namun, di Indonesia sering terjadi pencarian data, analisis, dan riset sulit dilakukan karena terbatasnya akses informasi, ruang publik, ekosistem yang belum berkembang, serta ketiadaan forum/ajang interaksi jual-beli data. Karena itu, tidak heran, harga (nilai) sebuah data dapat melambung tinggi karena keterbatasan pasokan, sementara kebutuhan tergolong tinggi.
Jika Anda sedang mencari data industri yang spesifik dan khusus, maka detektif industri siap membantu. Dengan dukungan tim profesional dan multisources, detektif industri dapat membantu mencari data spesifik sesuai kebutuhan Anda. Duniaindustri.com telah menangani puluhan proyek data hingga riset persaingan pasar dari perusahaan kecil, menengah, besar di Indonesia, terutama dari Jakarta, Cikarang, Bandung, Surabaya, Palu, Bali, dan daerah lainnya, bahkan dari India.
Sebagai referensi awal, duniaindustri.com saat ini menguasai lebih dari 132 database industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi.
Indeks Data Industri yang bisa didownload (132 database):
Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mobil Per Provinsi (Tren Pertumbuhan 2015-2017)
Riset Persaingan Merek Mobil 2016 (Tren Penjualan Per Model dan Pangsa Pasar) Analisis Persaingan Industri Semen dan Tren Harga Jual 2017-2018
Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050
Riset Tren Pertumbuhan dan Persaingan Pasar Semen (Analisis Pasar dan Outlook 2017-2018)
Riset Peta Persaingan Merek Motor Per Provinsi (Tren Penjualan Per Tipe Motor)
Riset Pasar dan Tren Harga Petrokimia 2009-2021 (Market Leader di Indonesia)
Riset Tren Produksi Kelapa Sawit 2009-2017 (Analisis Pasar Ekspor CPO)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
Riset Pasar dan Database 500 Perusahaan Tekstil (Data Industri Tekstil Hulu-Hilir)
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
Riset Tren Distribusi Sepeda Motor Per Wilayah (Data Penjualan Per Tipe Per CC Mesin)
Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2009-2017 (Top 10 Perusahaan Kosmetik di Indonesia)
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016
Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size dan Pangsa Pasar)
Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah)
Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019)
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019)
Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shopping (2009-2017)
Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader)
Riset Pasar dan Analisis Industri Kosmetik (Tren Pertumbuhan dan 5 Merek Paling Laris)
Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version)
Riset Eksklusif Industri Kemasan Plastik (Tren Pertumbuhan dan Analisis Cukai)
Riset Eksklusif dan Data Industri Minyak Goreng Sawit (Tren Persaingan Market Leader)
Riset dan Data Industri Pariwisata Indonesia 2010-2020
Riset dan Analisis Eksklusif Farmasi (Tren Persaingan Obat Bebas, Generik, Herbal dan Daftar Obat Paling Laku)
Riset Pasar Obat Bebas, Obat Generik, dan Obat herbal
Data Industri Elektronik Home Appliances 2005-2015
Riset Industri Manufaktur; Peluang Investasi dan Basis Produksi 2015-2019
Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017
Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017
Data dan Analisis Industri Oli Pelumas 2007-2016
Riset Komprehensif Industri Susu Olahan 2013-2016
Data dan Outlook Industri Susu & Teh Siap Minum 2013-2016
Data dan Outlook Industri Farmasi 2010-2019
Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030
Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019
Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
Data dan Outlook Industri Petrokimia 2009-2016
Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
Data Industri Minimarket, Supermarket, Hypermarket, dan Modern Trade di Indonesia 2012-2015
Data dan Outlook Industri Oleokimia dan Biodiesel 2015-2016
Data dan Outlook Industri Consumer Goods 2016
Tren Fashion dan Data Industri Tekstil
Data industri sepeda motor dan velg motor di Indonesia
Outlook Industri Otomotif 2016-2018
Outlook Industri CPO 2016
Data Pasar Surat Utang di Indonesia dan ASEAN
Data Kejatuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia dan Depresiasi Rupiah
Data Investasi, Insentif, serta Kawasan Ekonomi Khusus Perkebunan Sawit 2010-2015
Data Luas Lahan Sawit, Produksi, serta Ekspor CPO 2009-2015
Data dan Analisis Industri Elektronik Menghadapi ASEAN Community
Data dan Analisis Industri Pakan Ternak dan Perunggasan 2007-2017
Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017
Data Market Insight Private Equity di Asia Tenggara
Data Hilirisasi Industri Sawit, dari Regulasi hingga Persebaran Investasi
Data Sumberdaya Batubara, Tren Harga, serta Biaya Produksi per Ton
Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar
Data Industri Properti dan Perbandingan Harga di Indonesia
Data Industri Perbankan, Reksadana, Asuransi, dan Multifinance di Indonesia
Data Industri Televisi Berlangganan di Indonesia
Data Industri Media dan Belanja Iklan di Indonesia
Data Industri Angkutan Darat (Taksi) di Indonesia
Data Tingkat Kepemilikan dan Minat Beli Mobil di Indonesia
Data Energi Terbarukan (Sawit dan Biofuel) Indonesia
Data Perkebunan Sawit dan Produsen Hilir Terbesar Dunia
Data Outlook Pasar Minyak Nabati China
Data Perubahan Iklim Terkait Sektor Perkebunan di Indonesia
Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
Data Pasokan dan Permintaan Batubara Termal Global
Data Pasar Minimarket dan Restoran Cepat Saji di Indonesia
Data Produksi, Defisit Pasokan, serta Harga Timah
Data Penjualan Per Merek Mobil
Data dan Analisis Outlook Industri Otomotif
Data dan Analisis Penjualan Motor dan Mobil (LCGC)
Data Strategi Pengembangan Sawit dan Batubara di Indonesia
Data Industri Perkapalan Indonesia
Data Penjualan Mobil Per Segmen Kendaraan
Data Produksi, Ekspor, dan Investasi 15 Komoditas Utama Indonesia
Data Komprehensif Industri Otomotif dan Kebijakan Pemerintah
Data Tren Harga dan Produksi Minyak Nabati Utama
Data Keseimbangan Pasokan-Kebutuhan Sawit dan Dampaknya ke Harga
Data Komprehensif Industri Biofuels dan Produk Hilir CPO
Data Industri Petrokimia, Kimia Dasar, dan Logam Dasar
Data Daya Saing Industri Indonesia di Asean Community 2015
Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
Data Industri Makanan-Minuman dan Program Hilirisasi
Data Komprehensif Sasaran, Fokus, dan Kinerja Industri Pengolahan
Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia
Data Peranan Industri Sawit sebagai Penghasil Devisa Ekspor
Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
Data Segmentasi dan Jumlah Konsumen Kelas Menengah di Indonesia (2012-2030)
Data Industri Batubata (Brick) di Indonesia dan Malaysia
Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
Data Konsumsi dan Impor Susu di Indonesia (periode lima tahun terakhir)
Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir)
Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
Data Komprehensif Industri Farmasi Indonesia (Periode Lima Tahun Terakhir)
Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Data Komprehensif Industri Tekstil Indonesia (periode tiga tahun terakhir)
Data Top 20 Produsen Obat Generik di Indonesia
Data Pasar Kosmetik Indonesia (periode empat tahun terakhir)
Data Volume dan Nilai Ekspor CPO, Tarif Bea Keluar, HPE
Data Omzet dan Top 10 Player Industri Makanan-Minuman
Data Pasar Alat Kesehatan di Asia Pasifik
Data Produksi dan Utilisasi 4 Produsen Kertas Terbesar di Indonesia
Data Pangsa Pasar Top 10 Perusahaan Benang dan Serat
Data Industri Alat Musik, Mainan, dan Perhiasan
Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir)
Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar
Data Produksi Gula, Tebu, dan Area Lahan
Data Buyer Agent Tekstil Terbesar dan Representative Office di Indonesia
Data Jumlah Kendaraan Bermotor, dan Panjang Jalan di Indonesia
Data Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis
Data Pangsa Pasar Lima Produsen Ban di Indonesia
Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
Data Pasar Farmasi di Asia Pasifik
Data Belanja Alat Kesehatan di Indonesia
Data Kapasitas dan Utilisasi Industri Aneka
Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia
Kajian Komprehensif Industri Kertas di Indonesia
Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)
Sumber: di sini
Kami menyadari, di setiap lini usaha, mulai dari pembelian bahan baku, pencarian vendor, proses pengolahan, marketing, distribusi, ekspor-impor, semua membutuhkan data, analisis, dan riset. Bahkan, persaingan pasar juga membutuhkan data, analisis, dan riset untuk mengintip kekuatan-kelemahan pesaing (market intelligence), mempelajari strategi kompetitor, mengakuisisi pelanggan, mempertahankan pangsa pasar, edukasi pasar, edukasi konsumen, brand awareness, dan lainnya.
Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, data sudah dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan secara profesional. Seluruh rantai bisnis industri (supply-demand chain) membutuhkan data untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien.
Namun, di Indonesia sering terjadi pencarian data, analisis, dan riset sulit dilakukan karena terbatasnya akses informasi, ruang publik, ekosistem yang belum berkembang, serta ketiadaan forum/ajang interaksi jual-beli data. Karena itu, tidak heran, harga (nilai) sebuah data dapat melambung tinggi karena keterbatasan pasokan, sementara kebutuhan tergolong tinggi.
Jika Anda sedang mencari data industri yang spesifik dan khusus, maka detektif industri siap membantu. Dengan dukungan tim profesional dan multisources, detektif industri dapat membantu mencari data spesifik sesuai kebutuhan Anda. Duniaindustri.com telah menangani puluhan proyek data hingga riset persaingan pasar dari perusahaan kecil, menengah, besar di Indonesia, terutama dari Jakarta, Cikarang, Bandung, Surabaya, Palu, Bali, dan daerah lainnya, bahkan dari India.
Sebagai referensi awal, duniaindustri.com saat ini menguasai lebih dari 132 database industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi.
Indeks Data Industri yang bisa didownload (132 database):
Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mobil Per Provinsi (Tren Pertumbuhan 2015-2017)
Riset Persaingan Merek Mobil 2016 (Tren Penjualan Per Model dan Pangsa Pasar) Analisis Persaingan Industri Semen dan Tren Harga Jual 2017-2018
Outlook Industri Consumer Goods 2017 dan Tren Harga Bahan Baku
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050
Riset Tren Pertumbuhan dan Persaingan Pasar Semen (Analisis Pasar dan Outlook 2017-2018)
Riset Peta Persaingan Merek Motor Per Provinsi (Tren Penjualan Per Tipe Motor)
Riset Pasar dan Tren Harga Petrokimia 2009-2021 (Market Leader di Indonesia)
Riset Tren Produksi Kelapa Sawit 2009-2017 (Analisis Pasar Ekspor CPO)
Riset Infrastruktur Industri 2015-2019 (Peluang Basis Produksi Manufaktur 2017)
Riset Pasar Seluler dan Data Industri Telekomunikasi 2010-2018 (Peta Persaingan dan Potensi Pertumbuhan)
Riset Pasar dan Database 500 Perusahaan Tekstil (Data Industri Tekstil Hulu-Hilir)
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
Riset Tren Distribusi Sepeda Motor Per Wilayah (Data Penjualan Per Tipe Per CC Mesin)
Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2009-2017 (Top 10 Perusahaan Kosmetik di Indonesia)
Data Listrik dan Sistem Kelistrikan Nasional 2009-2019
Riset Pasar dan Data Oli Pelumas Otomotif 2011-2016
Riset Pasar dan Tren Harga Baja (Hulu-Hilir) 2010-2016
Riset Pasar Ponsel, Komputer, dan Elektronik Home Appliance (Tren Market Size dan Pangsa Pasar)
Riset Pasar dan Data Industri Sepeda Motor (Tren Penjualan Per Merek Per Daerah)
Riset Pasar dan Data Industri Mobil (2005-2019)
Riset Pasar dan Analisis Oversupply Semen (2016-2019)
Riset Pasar Consumer Goods dan Tren Online Shopping (2009-2017)
Riset Pasar dan Data Industri Biskuit 2010-2016 (Peta Persaingan dan Tren Market Leader)
Riset Pasar dan Analisis Industri Kosmetik (Tren Pertumbuhan dan 5 Merek Paling Laris)
Riset Pasar dan Analisis Peta Persaingan Industri Semen (NEW Version)
Riset Eksklusif Industri Kemasan Plastik (Tren Pertumbuhan dan Analisis Cukai)
Riset Eksklusif dan Data Industri Minyak Goreng Sawit (Tren Persaingan Market Leader)
Riset dan Data Industri Pariwisata Indonesia 2010-2020
Riset dan Analisis Eksklusif Farmasi (Tren Persaingan Obat Bebas, Generik, Herbal dan Daftar Obat Paling Laku)
Riset Pasar Obat Bebas, Obat Generik, dan Obat herbal
Data Industri Elektronik Home Appliances 2005-2015
Riset Industri Manufaktur; Peluang Investasi dan Basis Produksi 2015-2019
Riset Peluang Kerjasama Pemerintah dan Swasta di Proyek Infrastruktur 2015-2019
Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017
Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
Riset Komprehensif Industri Baja 2007-2017
Riset Peta Persaingan Industri Semen 2015-2017
Data dan Analisis Industri Oli Pelumas 2007-2016
Riset Komprehensif Industri Susu Olahan 2013-2016
Data dan Outlook Industri Susu & Teh Siap Minum 2013-2016
Data dan Outlook Industri Farmasi 2010-2019
Data dan Outlook Industri Batubara 2011-2030
Data dan Outlook Industri Semen 2003-2019
Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
Data dan Outlook Industri Petrokimia 2009-2016
Data dan Outlook Transportasi, Logistik, dan Infrastruktur 2009-2019
Data Industri Minimarket, Supermarket, Hypermarket, dan Modern Trade di Indonesia 2012-2015
Data dan Outlook Industri Oleokimia dan Biodiesel 2015-2016
Data dan Outlook Industri Consumer Goods 2016
Tren Fashion dan Data Industri Tekstil
Data industri sepeda motor dan velg motor di Indonesia
Outlook Industri Otomotif 2016-2018
Outlook Industri CPO 2016
Data Pasar Surat Utang di Indonesia dan ASEAN
Data Kejatuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia dan Depresiasi Rupiah
Data Investasi, Insentif, serta Kawasan Ekonomi Khusus Perkebunan Sawit 2010-2015
Data Luas Lahan Sawit, Produksi, serta Ekspor CPO 2009-2015
Data dan Analisis Industri Elektronik Menghadapi ASEAN Community
Data dan Analisis Industri Pakan Ternak dan Perunggasan 2007-2017
Data dan Analisis Industri Baja Periode 2000-2014
Data Investasi Baru, Kapasitas, serta Tren Penjualan Semen 2013-2017
Data Market Insight Private Equity di Asia Tenggara
Data Hilirisasi Industri Sawit, dari Regulasi hingga Persebaran Investasi
Data Sumberdaya Batubara, Tren Harga, serta Biaya Produksi per Ton
Data Industri Semen di Asia Tenggara, Pangsa Pemain, dan Pertumbuhan Pasar
Data Industri Properti dan Perbandingan Harga di Indonesia
Data Industri Perbankan, Reksadana, Asuransi, dan Multifinance di Indonesia
Data Industri Televisi Berlangganan di Indonesia
Data Industri Media dan Belanja Iklan di Indonesia
Data Industri Angkutan Darat (Taksi) di Indonesia
Data Tingkat Kepemilikan dan Minat Beli Mobil di Indonesia
Data Energi Terbarukan (Sawit dan Biofuel) Indonesia
Data Perkebunan Sawit dan Produsen Hilir Terbesar Dunia
Data Outlook Pasar Minyak Nabati China
Data Perubahan Iklim Terkait Sektor Perkebunan di Indonesia
Data Outlook Sektor Transportasi dan Logistik 2014-2018
Data Pasokan dan Permintaan Batubara Termal Global
Data Pasar Minimarket dan Restoran Cepat Saji di Indonesia
Data Produksi, Defisit Pasokan, serta Harga Timah
Data Penjualan Per Merek Mobil
Data dan Analisis Outlook Industri Otomotif
Data dan Analisis Penjualan Motor dan Mobil (LCGC)
Data Strategi Pengembangan Sawit dan Batubara di Indonesia
Data Industri Perkapalan Indonesia
Data Penjualan Mobil Per Segmen Kendaraan
Data Produksi, Ekspor, dan Investasi 15 Komoditas Utama Indonesia
Data Komprehensif Industri Otomotif dan Kebijakan Pemerintah
Data Tren Harga dan Produksi Minyak Nabati Utama
Data Keseimbangan Pasokan-Kebutuhan Sawit dan Dampaknya ke Harga
Data Komprehensif Industri Biofuels dan Produk Hilir CPO
Data Industri Petrokimia, Kimia Dasar, dan Logam Dasar
Data Daya Saing Industri Indonesia di Asean Community 2015
Data Prospek Investasi dan Kebutuhan Lahan Kawasan Industri
Data Industri Makanan-Minuman dan Program Hilirisasi
Data Komprehensif Sasaran, Fokus, dan Kinerja Industri Pengolahan
Data Komprehensif Industri Baja di Indonesia
Data Peranan Industri Sawit sebagai Penghasil Devisa Ekspor
Data Daya Saing Industri dilihat dari Sistem Logistik Nasional
Data Segmentasi dan Jumlah Konsumen Kelas Menengah di Indonesia (2012-2030)
Data Industri Batubata (Brick) di Indonesia dan Malaysia
Data Investasi Infrastruktur, Proyek Pembangunan Pelabuhan, Jalan, Bandara, Kereta Api di Indonesia
Data Masterplan Konektivitas Nasional (2010-2030)
Data Konsumsi dan Impor Susu di Indonesia (periode lima tahun terakhir)
Data Komparasi Konsumsi Semen dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 tahun terakhir)
Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
Data Komprehensif Industri Farmasi Indonesia (Periode Lima Tahun Terakhir)
Data Komprehensif Sistem Logistik Nasional (Sislognas) Indonesia
Data Komprehensif Industri Tekstil Indonesia (periode tiga tahun terakhir)
Data Top 20 Produsen Obat Generik di Indonesia
Data Pasar Kosmetik Indonesia (periode empat tahun terakhir)
Data Volume dan Nilai Ekspor CPO, Tarif Bea Keluar, HPE
Data Omzet dan Top 10 Player Industri Makanan-Minuman
Data Pasar Alat Kesehatan di Asia Pasifik
Data Produksi dan Utilisasi 4 Produsen Kertas Terbesar di Indonesia
Data Pangsa Pasar Top 10 Perusahaan Benang dan Serat
Data Industri Alat Musik, Mainan, dan Perhiasan
Data Permintaan Baja di Indonesia (sepuluh tahun terakhir)
Strategi Ekspansi dan Kapasitas Produksi BUMN Semen Terbesar
Data Produksi Gula, Tebu, dan Area Lahan
Data Buyer Agent Tekstil Terbesar dan Representative Office di Indonesia
Data Jumlah Kendaraan Bermotor, dan Panjang Jalan di Indonesia
Data Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis
Data Pangsa Pasar Lima Produsen Ban di Indonesia
Data Produksi dan Ekspor-Impor Industri Aneka
Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
Data Pasar Farmasi di Asia Pasifik
Data Belanja Alat Kesehatan di Indonesia
Data Kapasitas dan Utilisasi Industri Aneka
Kajian Komprehensif Tiga Pemimpin Pasar Semen Indonesia
Kajian Komprehensif Industri Kertas di Indonesia
Data Produksi dan Pangsa Pasar 4 Pemimpin Pasar Baja Canai Panas (HRC)
Sumber: di sini
Langganan:
Komentar (Atom)





 











