Selasa, 02 Maret 2021

Tidak Tanggung-Tanggung, Impor Aspal Tembus Rp 50 Triliun Per Tahun

 

Duniaindustri.com (Maret 2021) – Impor produk aspal yang masuk ke Indonesia ternyata sungguh besar nilainya. Tidak tanggung-tanggung, dalam setahun Indonesia mengimpor produk aspal sekitar Rp 50 triliun.


 

Menyadari kondisi itu, pemerintah sedang mempersiapkan strategi untuk mengurangi porsi impor produk aspal. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan mampu memangkas 50 persen aspal impor. Tujuannya agar negara dapat menghemat devisa sekitar Rp20 triliun – Rp 25 triliun per tahun.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan salah satu industri yang digadang-gadang bisa menjawab kebutuhan aspal dalam negeri adalah PT Kartika Prima Abadi (KPA) yang berlokasi di Buton, Sulawesi Tenggara. Oleh sebab itu demi mendorong produktivitas industri aspal buton ini, BKPM menyerahkan secara langsung surat keputusan pemberian fasilitas insentif investasi dalam bentuk tax holiday kepada PT KPA.

"Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi," ungkap Bahlil dalam keterangannya, Senin (1/3).

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton tahun 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN . Nilai investasi keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp2,8 triliun.

Buton telah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal. PT KPA menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut "asbuton" dengan kadar bitumen 20-30 persen. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp358 miliar.

Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.

"Ini adalah definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN)," ucapnya.

Total Pasar Aspal

Berdasarkan data dari Kementerian PU, kebutuhan aspal di Indonesia pada 2011 mencapai 1,2 juta ton. Namun ketersediaan aspal hanya 601.000 ton, sebanyak 471.000 berasal dari Pertamina, 90.000 dari impor, dan 40.000 dari aspal buton.

Padahal, potensi aspal alam buton di perut bumi mencapai 660 juta ton. Jika diasumsikan per tahun butuh 2 juta ton, asbuton masih dapat memenuhi hingga 330 juta tahun lagi.

Kebutuhan aspal di Indonesia pada 2012 dengan adanya program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) mencapai 2,9 juta ton,  sedangkan pemenuhan kebutuhan hanya 930.000 ton.

Jejak Market Leader

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya yakni Pertamina Bitumen masih tercatat sebagai produsen aspal terbesar di dalam negeri. Dari total permintaan aspal nasional 1,5 juta ton per tahun, Pertamina Bitumen mampu memasok 600.000 ton aspal.

Pemain lainnya juga ada beberapa yang berasal dari BUMN. Sebut saja, PT Hakaaston anak usaha PT Hutama Karya (Persero) dan PT Wijaya Karya Bitumen anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Wijaya Karya Bitumen alias WIKA Bitumen, tercatat menggeluti bisnis aspal sejak tahun 2013. Sebelumnya, perusahaan itu bernama PT Sarana Karya (Persero).

Awal tahun lalu, WIKA Bitumen menjajaki kerjasama dengan Pertamina dalam pembuatan aspal buton (asbuton) hibrida. Asbuton hibrida adalah aspal buton dengan decant oil milik Pertamina. Perusahaan itu juga menjalin kerjasama pengembangan aspal cair yang akan digunakan dalam proyek-proyek kilang Pertamina.

WIKA Bitumen sedang membangun pabrik aspal berkapasitas 2.000 ton di Buton, Sulawesi Tenggara. Mereka juga akan mendirikan dua pabrik bersama mitra bisnis. Salah satunya pabrik kongsi dengan investor China dengan kapasitas 60.000 ton aspal.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 221 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 221 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar