Rabu, 16 Januari 2019

Defisit Neraca Perdagangan Cetak Rekor Terburuk

Perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara mengalami defisit, di antaranya perdagangan dengan Tiongkok defisit US$ 20,8 miliar sepanjang 2018. Hal itu memicu defisit neraca perdagangan yang parah sejak 1975.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 mengalami defisit, yakni mencapai US$ 8,57 miliar, terbesar sejak 1975. Defisit neraca perdagangan makin bertambah karena pada Desember 2018 neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sebesar US$ 1,10 miliar.

“Kalau kita lihat penyebabnya adalah lebih karena defisit migas yakni US$ 12,4 miliar. Sementara nonmigasnya kita masih surplus US$ 4,8 miliar,” kata Kepala BPS Suharyanto.

Jadi, lanjutnya, yang perlu menjadi perhatian utama adalah sektor migas, di mana impor hasil minyak mentah menyebabkan defisit US$ 4,04 miliar. “Sementara untuk gas, kita masih mengalami surplus sebesar US$ 7,58 miliar,” tukas Suharyanto.

Suharyanto menyampaikan defisit neraca perdagangan tersebut termasuk yang terbesar jika dibandingkan dengan defisit yang pernah terjadi, yakni pada 2014 sebesar US$ 2,20 miliar, pada 2013 sebesar US$ 4,08 miliar dan pada 1975 sebesar US$ 391 juta.

Ia menambahkan selama 2018 perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mengalami surplus, di antaranya dengan India surplus sebesar US$ 8,76 miliar, Amerika Serikat surplus hingga US$ 8,56 miliar dan Belanda surplus US$ 2,6 miliar.

Namun, perdagangan dengan sejumlah negara juga mengalami defisit, di antaranya perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok defisit 20,8 miliar dolar AS, Thailand defisit 5,1 miliar dolar AS dan Australia defisit 2,9 miliar dolar AS.

Sebelumnya, Ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan kinerja buruk neraca perdagangan sampai November 2018 menjadi sejarah baru bagi Indonesia. “Tidak pernah terjadi defisit perdagangan US$ 7,5 miliar (periode Januari-November 2018). Ini sejarah baru,” kata Faisal.

Faisal mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif dari Januari-November 2018 ini menandakan bahwa pemerintah masih gemar impor daripada ekspor.

Defisit neraca perdagangan yang terjadi sepanjang sebelas bulan di tahun ini juga menjadi hal serius yang perlu dibenahi oleh pemerintah. “Kita semakin terbata-bata di internasional dan domestik. Ini serius, 8 dalam 11 bulan kita defisit perdagangan,” ujar dia.(*/)

Sumber: klik di sini

(Butuh database spesifik per sektor industri)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Consumer database
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar